JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) menggelar pelatihan budidaya tembakau dengan menggandeng BPJS Ketenagakerjaan dan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso, Senin (07/07/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan di aula Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Tapen dan melibatkan anggota BPP Gunung Anyar, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta petani tembakau dari seluruh desa di kecamatan tersebut.
Kepala DPKP Bondowoso, Hendri Widotono menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau agar memiliki daya saing tinggi di tengah tantangan cuaca yang tidak menentu.
"Musim tanam tahun ini penuh ketidakpastian karena curah hujan yang tinggi. Bahkan ada petani yang sudah menanam hingga empat kali. Tapi kita bersyukur semangat petani tetap tinggi. Maka dari itu, pemerintah hadir untuk memberikan arahan, solusi, dan dukungan nyata," ungkap Hendri.
Ia menambahkan bahwa selain pelatihan, Pemkab Bondowoso juga memberikan bantuan pupuk gratis kepada petani tembakau. Bahkan tahun depan, pemerintah berencana memberikan asuransi gagal panen secara gratis bagi para petani khususnya petani padi yang lahannya rawan bencana.
"Di tengah kondisi efisiensi anggaran, Bapak Bupati tetap hadir memberikan solusi konkret untuk petani. Mulai dari pelatihan teknis, bantuan pupuk, hingga program asuransi pertanian yang preminya ditanggung penuh oleh pemerintah daerah," ujar Hendri.
Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, H. Tohari, menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat penting untuk terus memperbarui pengetahuan petani tentang teknik budidaya tembakau yang benar.
"Pelatihan ini rutin digelar tiap tahun. Kita terus belajar untuk menghasilkan tembakau yang bagus dan berkualitas tinggi. Apalagi tantangan tahun ini adalah cuaca ekstrem yang menyebabkan daun tembakau mudah menghitam," jelasnya.
Tohari menyebut, dalam kegiatan ini APTI Bondowoso dihadirkan sebagai narasumber utama untuk mengupas tuntas permasalahan budidaya tembakau dan memberikan solusi praktis di lapangan.
Ia juga menyoroti pentingnya peran tembakau dalam kontribusi terhadap pendapatan negara melalui cukai. "Setiap batang rokok yang dikonsumsi menyumbang pajak yang akan kembali ke masyarakat. Contohnya, pelatihan ini dibiayai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)," katanya.
Selain itu, hasil DBHCHT juga digunakan untuk perbaikan irigasi, bantuan sosial, serta penyediaan alat pertanian seperti hand tractor bagi petani.
Pada kesempatan itu juga disampaikan bahwa sebanyak 8.445 petani tembakau di Bondowoso telah menerima perlindungan BPJS Ketenagakerjaan, yang iurannya ditanggung penuh oleh Pemkab Bondowoso melalui DBHCHT.
Langkah ini dinilai sangat membantu petani, terutama dalam memberikan rasa aman dan perlindungan sosial bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian tembakau yang penuh risiko.
Program unggulan lainnya yang sedang dijalankan adalah “Astani” atau Asuransi petani yang gagal panin, yang menyasar lahan-lahan pertanian padi rawan. (Eko).