JATIMPOS.CO, KABUPATEN JEMBER - Program Bunga Desaku (Bupati Ngantor di Desa / Kelurahan) nampaknya betul betul menjadi perhatian Bupati Jember untuk melayani masyarakat secara langsung. Bahkan bagi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) suatu hal kewajiban agar aspirasi masyarakat bisa langsung di dengarkan.
Namun ada saja OPD yang tidak hadir dalam acara yang menjadi agenda rutin Bupati Jember Muhammad Fawait. Buntutnya ketika ada rakor dengan kepala desa, RT dan RW dalam edisi Bunga Desaku Kecamatan Sumberbaru, Plt Kepala Dinas Cipta Karya tidak hadir, Jumat malam (26/9/2025).
Hal ini membuat Bupati Jember geram dan segera mencopot Plt Kepala Dinas Cipta Karya. Pencopotan mendadak itu dibenarkan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jember, Rachman Hidayat. Bahkan, perintah bupati datang langsung saat sarasehan masih berlangsung.
“Bupati menegaskan agar tidak ada pejabat yang menyepelekan agenda Bunga Desa. Malam itu juga beliau meminta ada pergantian. Kami segera menerbitkan SK sesuai arahan,” kata Rachman Hidayat, Jumat (3/10/2025).
Tidak berselang lama setelah sarasehan berakhir, SK penggantian diterbitkan. Jabatan Plt Kadis Cipta Karya beralih kepada Nurul Hafid Yasin, yang merangkap jabatan sebagai kepala definitif Bagian Kesejahteraan Rakyat.
Penggantian ini merupakan ketegasan Bupati Jember Gus Fawait bahwa Bunga Desaku bukanlah agenda seremonial, melainkan program Bupati untuk mendengar aspirasi rakyat secara langsung. Bupati menegaskan tidak ada toleransi bagi pejabat yang tidak menunjukkan komitmen penuh dalam program tersebut.
Program Bunga Desaku memang dirancang sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat desa. Salah satu isu dominan yang mencuat adalah soal infrastruktur, bidang yang berada dalam kewenangan Dinas Cipta Karya.
Ketidakhadiran pucuk pimpinan dinas itu dinilai tidak sejalan dengan semangat pelayanan terjun ke masyarakat langsung yang diusung Bupati Fawait.
Ketegasan Bupati mendapat apresiasi dari para kepala desa peserta sarasehan yang datang dari Kecamatan Semboro. Para kades menilai kebijakan ini menjadi sinyal penting bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar tidak menganggap enteng program strategis pemerintah kabupaten.
“Kami menyaksikan langsung bagaimana bupati meminta Kepala BKPSDM mengganti Plt Kadis malam itu juga. Ketegasan seperti ini penting agar pejabat benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat. Apalagi infrastruktur menjadi kebutuhan mendesak yang selalu kami suarakan,” ulasnya.
Mereka menyebut, kehadiran pejabat teknis dalam forum Bunga Desa bukan sekadar formalitas, melainkan kesempatan untuk menyerap usulan dan segera menindaklanjutinya.
“Kalau sampai tidak hadir, tentu mengecewakan. Karena forum ini adalah ruang rakyat untuk berbicara langsung kepada pemerintah dan langsung ada tindak lanjutnya,” lengkapnya.
Kasus pencopotan mendadak ini menjadi peringatan serius bagi OPD lain agar segera beradaptasi dan menyesuaikan ritme dengan agenda prioritas bupati. Sikap cepat dan tegas itu mencerminkan komitmen Pemkab Jember di bawah kepemimpinan Fawait dalam membangun kultur kerja yang disiplin dan berorientasi pada pelayanan publik.
Dengan ketegasan Bupati Jember Gus Fawait, menunjukkan bahwa slogan Jember Baru Jember Maju yang ia gaungkan tidak bisa diwujudkan tanpa kedisiplinan, keseriusan, dan keberpihakan penuh aparatur pemerintah kepada rakyat. (Ari)