JATIMPOS.CO, KABUPATEN JEMBER – Inisiatif bantuan dari Gus Bupati Jombang untuk menghargai para guru ngaji di wilayah setempat mendapat respon positif dan penuh rasa syukur.

Salah satu yang diuntungkan adalah Fauzan, seorang guru ngaji yang merupakan penyandang disabilitas, berasal dari Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Khotib di Wringin Agung, Jombang, dan tinggal di SukoKulon, Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul.

Fauzan, yang kini berumur 26 tahun, telah mengabdi sebagai guru ngaji di Ponpes Nurul Khotib selama hampir tujuh tahun.

Dia menjelaskan bahwa ia selama ini tinggal di pesantren sebagai santri, dan kebutuhan setiap harinya dipenuhi oleh keluarganya.

"Di lima tahun pertama, saya tidak mendapatkan gaji. Namun, pada dua tahun terakhir, saya mulai menerima apa yang disebutnya sebagai 'hadiah' dari Ponpes," jelasnya.

Fauzan mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada program bantuan yang diprakarsai oleh Gus Bupati, yang ia sebutkan merupakan kali pertama diterimanya setelah tujuh tahun mengajar.

"Alhamdulillah, dengan adanya program ini, meskipun sebenarnya kami tidak mengharapkan gaji, tetapi ini dapat membantu untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Ia menambahkan, bantuan tersebut juga secara tidak langsung mengurangi beban biaya yang selama ini ditanggung oleh keluarga dan orang tuanya.

Saat ditanya tentang pemanfaatan dana bantuan, Fauzan berencana untuk memakainya dengan cermat.

"Satu juta rupiah akan saya simpan, sementara lima ratus ribu rupiah akan digunakan untuk kebutuhan selama sebulan," ungkapnya.

Di akhir wawancara, Fauzan berharap agar semua program Gus Bupati ke depan berjalan lancar dan memajukan 'Jember Baru, Jember Maju'. 

"Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada Gus Bupati karena telah meluncurkan program yang menurut saya sangat membantu para guru ngaji di daerah kami," tuturnya.

Sementara itu, Dwi Siswanto selaku Kepala Desa Kramat Sukoharjo menyatakan bahwa insentif ini merupakan bentuk penghargaan dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi para guru ngaji, khususnya di Desa Keramat, dalam membentuk generasi muda yang lebih baik akhlaknya.

"Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih atas adanya program ini, semoga khususnya di Keramat, para guru ngaji dapat semakin semangat dalam menciptakan mental yang lebih baik bagi masyarakat Keramat," ujarnya.

Di Desa Kramat Sukoharjo, terdapat 66 guru ngaji yang telah menerima bantuan insentif tahap pertama. Sementara itu, proses verifikasi untuk tahap kedua sudah dimulai oleh Bagian Kesra Pemkab Jember. (Ari)