JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengukuhkan 70 pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) pada momentum hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 76 tahun pada tanggal 17 Agustus 2021, di Mandhapa Agung Ronggosukowati, Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan, paskibraka mendapatkan tugas terhormat dari negara untuk mengibarkan sang saka merah putih pada detik-detik perayaan HUT RI ke-76 tahun. Hal itu merupakan anugerah Allah serta kesempatan luar biasa, sebab menjadi paskibraka tidaklah mudah.
"Tidak mudah bagi pemuda untuk mendapat kepercayaan negara sebagai pasukan pengibar bendara pusaka. Untuk mendapat kepercayaan ini melalui proses yang tidak mudah serta seleksi yang ketat," pesan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Senin (16/8/2021).
Menurutnya, tugas mulia mengibarkan bendera Indonesia yang telah ratusan tahun diinjak-injak oleh para penjajah harus menjadi spirit kebangsaan serta nasionalisme tinggi terhadap kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
"Tugas anak-anakku sekalian sangat mulia, agung dan sangat istimewa. Bendera yang akan dikibarkan nanti itu adalah panji kebesaran, dan simbol kebesaran sebuah bangsa yang telah berhasil berjuang membebaskan diri dari belenggu penjajahan setelah lebih dari 350 tahun terbelenggu bangsa asing," paparnya.
Baddrut mengajak paskibraka yang bertugas mengibarkan bendera Indonesia benar-benar memahami makna historis yang terkanndung di dalamnya. Karena makna dari warna itu dipastikan bisa menambah kecintaan terhadap tanah air Indonesia.
"Kita harus bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang hari ini kita rasakan, terhadap warna bendera itu terkandung nilai historis yang sangat mendalam, apabila kita mampu meresapi dan menghayati, insyaallah tidak ada keraguan dalam hati untuk melanjutkan cita-cita para proklamator," ucap mantan DPRD Provinsi Jawa Timur itu.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini menegaskan, para pahlawan negara ini tidak mudah dalam mendapatkan bendera merah putih tersebut. Tetapi membutuhkan perjuangan yang luar bisa, bahkan ratusan ribu rakyat Indonesia harus gugur agar bebas dari belenggu penjajahan.
"Coba bayangkan selama lebih dari 350 tahun, sang merah putih itu telah diperjuangkan untuk dikibarkan dan berkibar dengan bebas di bumi pertiwi ini. Selama itu pula, ratusan ribu atau bahkan jutaan warga Indonesia gugur,' ungkapnya.
Dia melanjutkan, kesempatan menjadi paskibraka merupakan kesempatan emas terhadap anak muda agar bisa menghayati makna kemerdekaan yang sesungguhnya. Tentu, rasa bangga itu tidak hanya dirasakan oleh paskibraka saja, melainkan orang tua dan masyarakat secara umum.
"Berkaitan dengan tugas yang akan dilaksanakan, saya berharap kalian benar-benar mampu memahami, menghayati kepercayaan ini dengan sebaik-baiknya. Utamanya tentang pengorbanan para pejuang bangsa," pintanya.
Mas Tamam meminta para paskibraka untuk menghayati makna bendera merah putih yang akan dikibarkan pada HUT RI ke 76 tersebut. Sebab, dengan memahami serta menghayati warna sang saka merah putih akan mengetahui pedihnya perjuangan para pahlawan bangsa, serta menambah kecintaan terhadap tanah air semakin kuat tertanam dalam hati.
"Warna merah adalah simbol darah dan nyawa para pahlawan yang hilang, yang dikorbankan hanya untuk menegakkan panji kebesaran bangsa dan negara. Sedangkan warna putih adalah warna kesucian dan keikhlasan. Keikhlasan para pahlawan untuk berjuang tanpa pamrih," terang dia.
Generasi muda yang belum merasakan pahit serta getirnya perjuangan membela dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan membutuhkan penghayatan serta makna historis yang terkandung dalam bendera merah putih. Diharapkan, para paskibraka ini menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya dalam meneruskan cita-cita para pejuang negara.
"Saya berharap, penghayatan itu tidak musnah, tidak hilang begitu saja setelah kalian melaksanakan tugas penting ini. Saya minta untuk memantapkan penghayatan itu dalam setiap gerak langkah pada kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkasnya. (Adv/*).