JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Upaya peningkatan pemerataan ekonomi daerah di masa pandemi, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian terus mendorong masyarakat dalam program pengembangan holtikultura yang berpotensi ekspor.

Dalam hal ini Pemerintah Bondowoso melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bondowoso, PT Great Giant Peneaple (GGP) sebagai offtaker, Kementrian Bidang Perekonomian, melakukan penanaman perdana pisang cavendish.

Penanaman perdana di lakukan secara simbolis oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin dengan didampingi oleh kementrian serta beberapa kementrian lainnya. Adapun penanaman pisang tersebut dilakukan di atas lahan dengan luas sekitar 1,8 hektar, di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Bondowoso, Sabtu (29/1/2022).

Dalam sambutannya, Bupati Salwa mengucapkan banyak terima kasih atas hadirnya perwakilan dari kementrian.

"Saya ucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadirannya, mudah-mudahan apa yang telah diberikan akan berdampak luas terhadap masyarakat Bondowoso," ucap Bupati.

Ia menuturkan bahwa di Bondowoso masih banyak lagi desa yang bisa ditanami pisang cavendish, sehingga kedepan diharapkan mampu menjadi potensi ekonomi baru yang menjanjikan bagi masyarakat.

"Kami melakukan kerjasama dengan PT.GGP terkait pisang cavendish, sehingga nantinya 100 persen hasil petani akan diambil oleh GGP, dan nantinya akan dikerjasamakan untuk ekspor ke luar negeri," ungkapnya.

Sementara menurut Sekretaris Kementrian bidang perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa dengan adanya penanaman perdana ini, mampu menjadi awal yang baik seperti halnya di daerah-daerah lain seperti, Aceh, Lampung, Blitar, Jembrana dan Bali.

"Sebenarnya kita sudah rencanakan di tahun 2019 yang lalu, waktu itu direncanakan 11 Kabupaten dan Kabupaten Bondowoso merupakan yang ke 7," katanya.

Disamping itu, dari Kementrian sendiri akan terus melakukan pendampingan selama 10 sampai 11 bulan, agar bisa melakukan panen bersama-sama sebagaimana yang sudah kita harapkan.

"Kalau ini berhasil sesuai dengan yang kita harapkan, maka kita akan kembangkan di area lain secara komersil, oleh karena itu, kita dorong betul-betul demo plot ini sebagai percontohan," ujarnya.

Dirinya menambahkan bahwa program tersebut merupakan pengembangan dari holtikultura berorientasi ekspor, karena pasar masih terbuka lebar, baik dalam maupun luar negeri.

"Di tahun 2019 ekspor buah-buahan kita mencapai 95,98 juta dolar dengan total volume 110 ribu ton, dari total produk ekspor tersebut, ekspor pisang memberikan kontribusi sebesar 11,26 persen terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai 11,15 juta dolar dengan volume 22 ribu ton," pungkasnya. (eko)