JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan,Anak dan Keluarga Berencana menggelar sosialisasi terkait pendampingan alumni grand scheme Australia award (AGS) untuk para pendamping PKH di Bondowoso, di Pendopo Bupati setempat, Selasa (24/5/2022).
Dalam acara tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas program Dinsos yang menjadi acuan dalam menangani problem daerah terkait perempuan yakni Sekolah Perempuan Untuk Peningkatan Kualitas Hidup (Sekoper PKH) yang sudah setahun terakhir dijalankan.
Dalam sambutannya, Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin mengatakan bahwa peran perempuan sangatlah penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan harus diperankan sebagaimana mestinya karena perempuan berperan penting dalam pembangunan.
"Dalam program Sekoper PKH ini sangat bagus karena perempuan diperlakukan sebagaimana mestinya," katanya.
Bupati melihat dengan Sekoper PKH ini problem seperti pernikahan dini, stunting dan permasalahan lain yang berkaitan dengan perempuan akan lebih mudah teratasi.
"Kita akan berkordinasi dengan dinas terkait lain untuk hal ini," ujar Bupati Salwa.
Sementara menurut kepala Dinas Sosial Bondowoso, Anisatul Hamidah menjelaskan bahwa problem prevalensi stunting di Bondowoso saat ini masih menyentuh angka 37 persen yang terdiri dari beberapa indikator.
"Seperti sanitasi rumah, angka perkawinan anak dan semacamnya yang angka tersebut ditentukan oleh pusat," katanya.
Untuk angka pernikahan dini, Anis membeberkan sebanyak 803 anak sepanjang 2021 telah melakukan pernikahan anak atau dini dan hal itu menjadi keprihatinan pihaknya.
"Data kami dari pengadilan agama seperti itu dan ini juga ranah pengadilan agama untuk memberikan dispensasi nikah untuk anak usia dini," pungkasnya. (eko)