JATIMPOS.CO//FILIPINA - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menghadiri UCLG Aspac Council Meeting 2019 and Disaster Risk Reduction and Management (DRRM) Forum atau Forum Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana di Mekati City, Filipina, Kamis (5/9/2019).

Tri Rismaharini yang menjabat sebagai Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac) ini memimpin jalannya sidang Executive Bureau Meeting Council Meeting.

Di acara selanjutnya, Ia juga didapuk menjadi pembicara di forum DRRM yang bertajuk ' membangun kota yang berkelanjutan dan tangguh '.

Dalam pertemuan itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjelaskan bahwa wilayah Asia-Pasific adalah daerah yang rawan terjadi bencana alam di dunia.

“ Bapak-ibu, bencana telah merenggut nyawa dan menyebabkan kerusakan besar. Bagi saya, melindungi rakyat adalah hal yang paling penting dan ingin saya wujudkan dalam program kegiatan UCLG Aspac ini, " kata Wali Kota Surabaya dalam sambutannya.

Menurut dia, penangangan bencana khususnya banjir di Kota Surabaya yang terletak 5 meter di atas permukaan laut butuh waktu yang panjang. Sejak tahun 2010, banjir di wilayah Surabaya saat itu mencapai 50 persen.

“ Dengan berbagai terobosan seperti pembangunan bozem, revitalisasi sungai dan pembuatan reservoir, kini kami telah berhasil mengurangi banjir hingga tersisa 2 persen saja, " ungkapnya.

Lebih lanjut dia katakan, upaya internasional seperti Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030 ini adalah satu gerakan yang lebih kuat. Untuk mewujudkan komitmen itu, Ia mengajak seluruh anggota UCLG Aspac berpartisipasi dalam pertemuan Konferensi Tingkat Menteri Asia tentang Pengurangan Risiko Bencana tahun 2020 di Brisbane.

“ Akan kita tunjukkan bahwa Kerangka Sendai Target E sudah sampai di tingkat regional, ini juga akan menjadi upaya dalam pengurangan risiko bencana dalam Deklarasi Wali Kota ASEAN yang di adopsi di Bangkok 27 Agustus lalu, " pungkasnya.

Diketahui, serangkaian forum UCLG ini digelar di Kota Makati, Filipina selama tiga hari. Yaitu mulai 5 hingga 7 September 2019. Forum yang dihadiri sekitar 200 peserta ini bertujuan untuk membahas Kerangka Sendai Target E, Pengurangan Risiko Bencana tahun 2015-2030. (fred).