JATIMPOS.CO//JAKARTA- Presiden RI Joko Widodo menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada tokoh asal Jatim, yakni KH Masjkur, siang ini (8/11) di Istana Negara Jakarta. “Ia tokoh semasa hidupnya berjasa dalam perjuangan untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Presiden.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bertolak ke Jakarta, mendampingi keluarga ahli waris KH Masjkur menerima gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara. Penyematan tanda gelar pahlawan diserahkan Presiden Joko Widodo.

“Beliau diundang ke Istana untuk mendampingi keluarga K.H Masjkur. Ini suatu kebanggaan dan wujud syukur Pemerintah serta masyarakat Jawa Timur karena salah satu putra terbaiknya tahun ini kembali mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Aries Agung Paewai di Kantor Pemprov Jatim, Jum’at (8/11).

Aries menerangkan, mengatakan oleh Pemerintah KH Masjkur dinilai layak menyandang gelar pahlawan atas kontribusi dan jasa-jasanya yang dilakukan untuk Indonesia. Pemberian gelar pahlawan tersebut merupakan usulan masyarakat, sejarawan, dan pemerintah yang melihat perjuangan dan jasa-jasa K.H Masjkur.

KH Masjkur merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama asal Malang dan Perintis Pembela Tanah Air (PETA). KH Masjkur merupakan panglima tertinggi barisan perjuangan yang terdiri dari para santri yakni Laskar Hizbullah. Laskar umat Islam ini terlibat aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, termasuk Pertempuran Surabaya yang berpuncak pada 10 November 1945. Seiring waktu, laskar ini melebur dengan angkatan peran RI sebelum akhirnya menjadi TNI.

Ahli waris KH Masjkur di Istana Negara Jakarta.

---------------------------------- 

Semasa hidupnya, KH Masjkur pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada lima kabinet berbeda dalam rentang waktu 1948 - 1955. Masjkur merupakan tokoh NU ke-3 yang mengemban amanat sebagai menteri agama setelah K.H. Wahid Hasyim dan K.H. Fathurrahman Kafrawi.

"Ini hadiah bagi seluruh masyarakat Jawa Timur. Apa yang dilakukan tokoh-tokoh pendahulu asal Jawa Timur diakui jasa dan sumbangsihnya oleh negara. Semakin memperkokoh posisi Jawa Timur sebagai motor penggerak kemerdekaan dan kemajuan peradaban bangsa," imbuhnya.

Sementara itu, hingga saat ini jumlah Pahlawan Nasional asal Jawa Timur berjumlah 22 nama. Selain, KH Masjkur (ditetapkan 2019), mereka diantaranya KH Abdul Wahab Chasbullah (Ditetapkan 2014), Basuki Rahmat (Ditetapkan 1969), HOS Cokroaminoto (Ditetapkan 1961), Douwes Dekker atau Danudirdja Setiabudi (Ditetapkan 1961), Harun Bin Said atau Harun Tohir (Ditetapkan 1968), Halim Perdanakusuma (Ditetapkan 1975), KH Hasyim As’yari (Ditetapkan 1964), Iswahyudi (Ditetapkan 1975), Syodanco Soeprijadi (Ditetapkan 1975), Suroso (Ditetapkan 1986), Suryo (Ditetapkan 1964), Mas Isman (Ditetapkan 2015), Mas Mansur (Ditetapkan 1964), Mas Tirtodarmo Haryono (Ditetapkan 1965), Soekarno (Ditetapkan 2012), Sukarni (Ditetapkan 2014), KH Wahid Hasyim (Ditetapkan 1964), Untung Surapati (Ditetapkan 1975), Soetomo (Ditetapkan 1961), Sutomo (Ditetapkan 2008), dan Mustopo (Ditetapkan 2007).

Selain KH Masjkur, lima tokoh bangsa mendapatkan gelar pahlawan nasional pada tahun 2019 yang diserahkan Presiden Jokwi kepada para ahli waris di Istana Negara, siang ini (8/11).

Para pahlawan itu adalah tokoh jurnalisme dan pendidikan dari Sumatra Barat, almarhum Ruhana Kuddus, almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara, dan almarhum Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. dari Yogyakarta.

Selain itu, tiga anggota BPUPKI/PPKI yakni almarhum Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir dari Yogyakarta, almarhum Dr.(H.C.) A.A. Maramis dari Sulawesi Utara, dan almarhum K.H. Masjkur dari Jawa Timur. “Selamat, dan terima kasih para pahlawan,” kata Presiden.(nam)