JATIMPOS.CO//SURABAYA- Sajian Lungsari dalam gelar Wiwiti Gelar Etnika Jawa Timur Tahun 2022, berlangsung di Gedung Cak Durasim, UPT Taman Budaya Jawa Timur (TBJ) Jl. Gentengkali Surabaya, Sabtu (25/9/2022) malam.
Lungsari mengisahkan seniman waranggana tayub yang mengabdikan hidupnya untuk seni secara utuh, dan menciptakan harapan generasi penerus seni ke depan. Dalam sajian lungsari terdapat unsur dialeg kedaerahan, musik khas daerah dan ekplorasi gerak tari secara bebas dengan tidak meninggalkan unsur etika dan estetika.
“Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, melalui UPT Taman Budaya dalam mengawali kegiatan ini menampilkan Sanggar Gito Maron Pimpinan Dimas Pramuka Admaji dengan judul Sajian Lungsari,” ujar Ka UPT Taman Budaya Jatim, Samad Widodo, S.S., MM.
Penonton di Gedung Cak Durasim tampak penuh. Mereka menyaksikan dari awal hingga selesai tengah malam.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala UPT Taman Budaya yang telah luar biasa menyiapkan acara pada malam hari ini. saya lihat penontonnya penuh, mungkin ini juga berkat adanya pendaftaran tiket secara online sehingga masyarakat bisa melihat secara langsung seperti apa dan bisa langsung on the spot disini,” ujar Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dian Okta Yoshinta, S. H, M. PSDM
Dikatakan Dian Okta Yoshinta, pandemi sempat membutat pagelaran seni Off selama dua tahun, dan tahun ini adalah pengembangan kita semua totalitas dunia seni.
Wiwiti Gelar Etnika Jawa Timur Tahun 2022, merupakan kegiatan dalam rangka eksplorasi daya kreativitas dan inovasi karya para seniman tari di Jawa Timur dengan mengkolaborasikan unsur seni kedaerahan baik sastra, dialek, tari dan musik khas daerah.
Ka UPT Taman Budaya Jatim Samad Widodo didampingi Sekretaris Disbudpar Jatim, Dian Okta Yoshinta memberikan penghargaan pada seniman di Gedung Cak Durasim, Sabtu malam (25/9/2022).
-------------------------
Undangan pada kegiatan tersebut terdiri : Kepala Bakorwil Madiun, Bojonegoro, Malang, Jember, Pamekasan, Beberapa Konsulat/Negara Sahabat, Cina, Jerman, Jepang, Prancie, Amerika, Sanggar-Sanggar Tari di Surabaya dan masyarakat umum.
Kegiatan ini menurut Samad Widodo dimaksudkan untuk menjadi sarana menumbuhkembangkan kehidupan dan kreatifitas seniman muda di Jawa Timur; Menjadi ruang apresiasi seniman di Jawa Timur; Menjadi ajang silaturahmi dan jejaring seni antar pelaku seni dan juga masyarakat seni pada umumnya; dan menjadi sarana rekam jejak (dokumentasi) dalam wujud karya dan juga kegiatan pergelaran.
Proses yang dilakukan diawali koordinasi antara penata tari dan penata musik. Selanjutnya mengekplorasi beberapa unsur musik khas daerah yang sesuai dengan ekplorasi gerak tari.
Menghadirkan Ning Proborini tokoh seniman handal yang mempunyai suara emas mendukung dalam sajian gelar lung sari. Tergarap dengan kemasan property yang sangat mendukung sajian dan ekplorasi sajian kekinian dan tetap dalam koridor etika dan estetika.
“Kita menghadirkan kawan kawan dari Bakorwil dengan maksud gelar etnika yang pertama ini, untuk tahun depan peran Bakorwil akan kita maksimalkan dan akan kita ajak sebagai sinergitas kita supaya gelar etnika ini akan lebih besar lagi yang akan diikuti juga oleh pameran ekonomi kreatif dan kegiatan lain,” kata Samad Widodo.
Pihaknya juga sudah berdiskusi banyak dengan para Bakorwil. “Dan Alhamdulilah mencapai kesepakatan tahun depan kita akan berkolaborasi mungkin akan kita laksanakan 3 kali dalam 1 tahun nanti akan kita diskusikan lebih lanjut,” ujar Samad Widodo. (iz)