JATIMPOS.CO//MALANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan Penguatan Semangat Bhinneka Tunggal Ika Generasi Muda dari Tinggalan Sejarah Jawa Timur Tahun 2022 pada Rabu (19/10/22) di Hotel Aria Gajayana Kota Malang.
Ketua Panitia Pelaksanan, Dwi Supranto menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menanamkan nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika kepada generasi muda melalui pembelajaran sejarah.
“ Selain itu juga sebagai upaya menggali nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika dari tinggalan sejarah dan Cagar Budaya di Jawa Timur dan upaya meningkatkan pemahaman generasi muda dalam mengimpelmentasikan nilai nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Ketua Panitia sekaligus Kabid CBS Disbudpar Jatim.
Kegiatan ini diikuti oleh 85 peserta yang terdiri dari siswa SMA, mahasiwa, dan anggota komunitas sejarah. Berbentuk diskusi dalam kelas dan juga studi lapangan ke situs-situs peninggalan sejarah seperti Candi Jawi Trawas, Candi Singosari dan Candi Jago, kegiatan ini menghadirkan 4 narasumber dalam kelas dan 4 narasumber lapangan.
“ Ada Prof. Dr. Haryono, MA dari UM Malang, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M. Hum dari UNAIR Surabaya, Dr. Umi Dayati, M. Hum dari UM Malang, Komandan Kodim 0833 Kota Malang, Drs. Ismail Lutfi, MA, ketua IAI pemuda Jawa Timur, Yudi Prasetyo, SS., MA dari STKIP PGRI Sidoarjo, Wicaksono Dwi Nugrogo, SS., M. Hum dari BPCB Jombang, dan Pahadi, SS dari BPCB Jombang,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Sinarto, S. Kar., MM. Dikatakannya bahwa Kebudayaan merupakan suatu hal kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
“ Suatu kebudayaan akan dapat tumbuh dan berkembang bilamana terjadi interaksi yang intens antar manusia sebagai anggota kelompok masyarakat, keberagaman unsur kebudayaan merupakan kekayaan tersendiri bagi Indonesia,” ungkapnya.
Namun, sekaligus juga menjadi tantangan tersendiri untuk memelihara keberagaman ini dalam satu bingkai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selama masih memiliki kesatuan, segala bentuk keberagama dan perbedaan bukanlah penghambat bagi persatuan bangsa.
“ Yang artinya, dalam diri kita sendiri saja ada perbedaan. Dengan adanya perbedaan orang akan berpikir untuk membuat sesuatu yang sama sama bisa digunakan untuk menyatukan karena hidup memang harus bersatu itulah Bhinneka Tunggal Ika. Tuhan menjadikan kita berbeda, tapi menjadi salah satu penguat kehidupan. Akan ada banyak masalah kalau kita tidak menyatu,” papar Sinarto.
Maka melalui kegiatan ini Kadisbudpar berharap dapat semakin meningkatan pemahaman tentang nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika kepada generasi muda sehingga dapat menjadi pedoman dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara sehingga akan terwujud persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kuat.(sbw)