JATIMPOS.CO//SURABAYA- Penyandang disabilitas, tuna netra dapat menyaksikan untuk mengetahui koleksi peninggalan sejarah di Museum Mpu Tantular.

Seperti yang dilakukan oleh 80 siswa dan 20 guru pendamping yang bekerjasama dengan UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Netra Malang dalam Kegiatan “Belajar Bersama di Museum (BBM) Tentang Mengenal Ruang Koleksi Tuna Netra” di Museum Negeri Mpu Tantular Buduran Sidoarjo, Kamis (24/11/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan era new normal dan virtual live streaming.

Plt. Kepala Museum Negeri MPU Tantular Ali Ma’ruf, S. Sos., MM. Penanggung Jawab Kegiatan menyatakan, sasaran kegiatan ini untuk menanamkan nilai-nilai sejarah warisan budaya bangsa kepada generasi muda.

“Baik pada umumnya maupun kepada penyandang disabilitas dengan tidak membedakan untuk mendapatkan fasilitas pelayanan publik,” ujarnya.

Selain itu sebagai wujud upaya pelestarian bentuk dan hasil budaya masa lalu. “Serta meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan bangsa serta nasionalisme bagi generasi muda,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan para narasumber : Firdaus Sulistijawan, S. Sos., MP SSp (Kepala UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang), Anantya Wulandari, S. Sos., M. Si (UPT Rehabilitasi Bina Netra Malang), Acep Ovel Novari Beny (Ketua Divisi Disabilitas Laboratotium Lex Order/ Dosen Pendidikan Luar Biasa) UNESA.

Plt Kadisbudpar Jatim, Sinarto, S.Kar, MM dalam amanat yang disampaikan Plt. Kepala Museum Negeri MPU Tantular Ali Ma’ruf, S. Sos., MM. menyambut baik UPT Museum Negeri MPU Tantular, menyelenggarakan kegiatan ini.

“Dimana ada upaya agar museum tidak membedakan antara masyarakat pada umumnya dan penyandang disabilitas dalam mendapatkan fasilitas pelayanan public yang sudah disiapkan sejak tahun 2006 dengan menyajikan sebuah ruang khusus yang disesain dengan menyajikan koleksi-koleksi museum yang dilengkapi dengan informasi deskripsi koleksi dengan menggunakan huruf braille,” ungkapnya.

Penyediaan ruang khusus ini berawal tahun 2006 museum MPU Tantular mengembangkan upayanya dengan menyajikan sebuah ruang khusus yang diperuntungkan bagi penyandang disabilitas tuna netra sekaligus dapat dinikmati oleh masyarakat pada umumnya.

Dimana didalam ruang tersebut terdapat disajikan benda-benda koleksi museum seperti benda cagar budaya, arkeologi dan teknologi yang di lengkapi degan informasi koleksi menggunakan huruf braille.

Adanya museum yang bersifat inklusif bagi penyandang disabilitas merupakan salah satu bentuk perwujudan dari Convention On The Rights Of Persons With Disabilities (CRPD) yag dicanangkan oleh perseikatan bangsa-bangsa (PBB).

Merujuk pada estimasi data dari kementerian kesehatan RI, jumlah penyandang disabilitas tuna netra di Indonesa mencapai 1,5% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Jika saat ini jumlah penduduk di Indonesia mencapai lebih dari 270 juta jiwa, maka jumlah penyandang disabilitas tunanetra berada pada kisaran 4 juta jiwa.

Berangkat dari latar belakang tersebut, untuk menumbuhkan apresiasi pecinta museum khususnya penyandang disabilitas terhadap keberadaan museum serta mengenal bentuk, model dan cara memperagakannya yang dapat diakses melalui layanan museum, maka Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Museum MPU Tantular menyelenggarakan Kegiatan Belajar Bersama Di Museum Tentang “ Mengenal Ruang Koleksi Tuna Netra Museum Negeri MPU Tantular”. (iz)