JATIMPOS.CO//GRESIK- Berlangsung di Gor Wahana Ekspresi Pusponegoro, Kabupaten Gresik tanggal 25-27 November 2022 digelar kegiatan “East Java Heritage Expo Tahun 2022 : Citragama Wali”
Kegiatan ini diselenggarakan Bidang Cagar Budaya dan Sejarah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, bekerjasama dengan Kota Surabaya, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Gresik.
Dilaksanakan selama 3 (tiga) hari 2 (dua) malam dengan rangkaian acara: Gelar Budaya: Sinau Bareng Cak Nun Dan Kyai Kanjeng, Tim Kesenian Perwakilan Kabupaten/Kota; dan mengundang 200 (dua ratus) orang tamu undangan.
Selain itu sarasehan/seminar oleh Guru Besar Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya Dan Dosen Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan Pameran Koleksi Unggulan Jejak Sejarah Dan Artefaktual Peninggalan Peradaban Islam di Jawa Timur.
Turut dilaksanakan pula Pameran berbagai Produk Ekonomi Kreatif (EKRAF) dari Kabupaten Gresik. Acara ini dapat disaksikan secara Live di Akun YouTube Disbudpar Jatim dan Akun YouTube Arkeohistoria_jatim.
Pesan Sekdaprov Jatim
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono membuka East Java Heritage Expo di GOR Wahana Ekspresi Poesponegoro, Kab. Gresik, Jumat (25/11) berharap acara itu dapat memfasilitasi cita-cita Jatim yang ingin menjadi pusat peradaban Islam dunia masa kini.
"Dengan acara ini, kita ingin melihat diri kita sebagai pusat peradaban Islam dunia modern. Saya berharap bahwa ini bisa menghasilkan sesuatu. Bisa menunjukkan kepada khalayak kalau Jatim bisa menjadi pusat budaya Islam yang bermanfaat bagi ummat," ujarnya saat mengawali acara.
Adhy menjelaskan, cita-cita untuk menjadi sentral Islam ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, di Jatim banyak ditemukan artefak dan peninggalan yang merupakan hal vital bagi perkembangan Islam dunia.
"Ini yang sedang diperjuangkan Bu Gubernur Khofifah. Beliau saat ini sedang berada di Mesir memenuhi undangan Grand Syeikh dan pemerintah di sana untuk mewartakan keilmuan Islam di Jawa Timur," terangnya.
"Ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya berkontribusi pada ekonomi dengan TKI atau TKW-nya. Tapi kita juga punya kitab-kitab dari ulama Jatim yang berkontribusi bukan haanya untuk daerah tapi juga dunia. Jadi sekarang ini ada Nahdlatut Turos yang sedang diseminarkan," lanjut Adhy.
Lebih jauh, mantan Staf Ahli Kemensos RI itu mengatakan, nantinya kemajuan pariwisata Islam dengan Jatim sebagai pusat peradaban Islam dunia sekarang ini dapat menciptakan peluang baru. Salah satunya pada bidang perekonomian.
"Saya yakin, dengan kayanya kebudayaan yang kita punya, bisa menjadi satu modal untuk kita. Nanti, insya Allah ini akan diarahkan kepada tren halal tourism yang akan kita kembangkan di masa depan. Mudah-mudahan bisa tercapai tujuan kita untuk dapat menyebarkan Islam rahmatan lil'alamin," pungkasnya.
Selain itu, kepada Disbudpar Jatim, Adhy mengungkapkan apresiasinya yang tinggi. Mengingat, Disbudpar sudah berjasa sebagai penjaga warisan yang dimiliki Jatim.
"Saya sangat mengapresiasi Disbudpar yang selama ini sudah mencari, menjaga, dan menyebarluaskan warisan yang ditinggalkan oleh leluhur kita. Tapi ini bukan cuma tugas Disbudpar, ini tugas kita semua untuk melestarikan budaya dan peninggalan nenek moyang kita," tutupnya. (iz)