JATIMPOS.CO//SIDOARJO- Museum Mpu Tantular di Buduran Sidoarjo menyelenggarakan Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum “Batik Sidoarjo”, Kamis (21/9/2023).

100 orang peserta dari Dinas Instansi Terkait Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Sidoarjo, komunitas batik tulis, para guru, desainer batik, mahasiswa, serta para pelajar mengikuti acara ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Jatim Hudiyono pada kegiatan ini menyatakan dengan adanya seminar ini nanti diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan potensi ekonomi kreatif masyarakat.

“Batik yang sudah dikenal dunia sebagai warisan budaya bangsa Indonesia tetap mampu berperan menjadi penggerak perekonomian masyarakat yang dikemas dan dikelola dengan baik akan memiliki dampak positif bagi pelaku rajin batik dan Masyarakat,” ujarnya.

Ka UPT Museum Mpu Tantular, Sujoko mengemukakan maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan seminar ini untuk mendapatkan masukan dan saran dari berbagai sumber stakeholder untuk pengembangan informasi hasil kajian batik di Sidoarjo kepada Masyarakat.

“Juga melestarikan karya seni warisan leluhur agar para generasi muda dapat menghargai dan meneruskan pengetahuan atau keterampilan membatik sebagai kekayaan budaya yang diakui dunia,” ujarnya.

Selain itu untuk memelihara merawat dan mempertahankan keberadaan koleksi batik dari proses perusakan oleh alam maupun tangan manusia.

Adapun narasumber seminar kali ini terdiri : Bapak Karsam Akademisi dari Dekan Fakultas Desain dan Industri Kreatif Universitas Dinamika yang beliau adalah seorang dokter batik pertama di Indonesia lulusan Malaysia tahun 2025 dan juga pengalamannya yang luar biasa banyak sekali.

Kemudian Ir. Nurul Huda dari praktisi batik, pengalamannya luar biasa tentang batik sejak tahun 1982 dan penghargaan rekor muri pernah diraih membuat baju batik terbesar di dunia. Narasumber ketiga Bapak Sugianto pelaku pembatik tulis dari Sidoarjo pengalaman juga banyak memberikan ilmu batik di mall-mall dan di wilayah pegunungan di Jawa Timur dan luar Jawa Timur.

Di Museum Mpu Tantular ini memiliki dan menyimpan koleksi batik tulis dari Kabupaten dan Kota di Jatim sekitar 300 lebih kain batik yang masing-masing memiliki motif dan corak yang berbeda sesuai dengan daerah asalnya.

“Oleh karena itu untuk menjaga, merawat dan melestarikan warisan budaya yang memiliki nilai kearifan lokal dan sudah diakui dunia internasional, maka peran museum sebagai tempat yang tepat untuk merawat dan melestarikan keberadaan batik dari kepunahan,” paparnya. (zen)