SURABAYA// JATIMPOS.CO- Tiga orang pakar mempresentasikan hasil kajian numismatika “Uang Kepeng Cina” koleksi museum Mpu Tantular di Museum Mpu Tantular, Selasa (26/6/2024). Mereka adalah Prof. Esther Harjanti Kuntjara (Dosen Universitas Kristen Petra).
Kemudian Drs. Puji Harsono (Kolektor dan penggiat komunitas numismatika) dan dr, Sudi Hardjanto (pemerhati budaya dan sejarah). Dipandu moderator Drs. Himawan (curator dan pemerhati museum).
Pada kegiatan yang diselenggarakan UPT Museum Mpu Tantular itu diikuti 100 orang peserta dari komunitas sahabat pecinta museum dan akademisi dosen dan mahasiswa, diantaranya UINSA, UNESA, Unair, Uk Petra dan Universitas PGRI Adibuana.
Acara dibuka oleh Kepala Disbudpar Jatim Evy Afianasari, ST, M.M.A yang diwakili Sekretaris Disbupar Jatim Dian Okta Yoshinta, SH, M.PSDM. “Para pakar ini luar biasa, kompeten. Ini sangat penting untuk menambah ilmu bagi kita semua khususnya generasi muda untuk memajukan Jatim,” ujarnya.
Kepala UPT Museum Mpu Tantular, Sadari, S.Sn mengemukakan secara keseluruhan koleksi museum Mpu Tantular ada 15 ribuan koleksi. Sedangkan hasil kajian Numismatika Uang Kepeng Cina ini termasuk salahsatu dari 11 jenis koleksi numismatika yang ada di Museum Mpu Tantular.
Dengan meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap keberadaan museum Mpu Tantular menurut Sadari, maka untuk menjaga kelestariannya perlu upaya optimalisasi tata kelola museum, baik melalui perlindungannya, pengembangannya maupun pemanfaatannya.
“Melalui seminar ini diharapkan menginspirasi generasi muda akan makna dan nilai-nilai sejarah yang terkandung pada peninggalan yang ada di museum, sehingga dapat menjadi cermin para generasi muda kedepan untuk membangun sejarah yang baru, yang lebih maju, berkualitas dan berkarakter bangsa,” ujarnya.
Disela kegiatan, sebelum dan sesudah pembukaan ada penampilan Keroncong New Anggrek 5 Jari.
Ditemukan Tahun 1973
Pada seminar yang dipandu Drs. Himawan disebutkan bahwa koleksi uang kepeng Cina ini ditemukan sejak tahun 1973 di beberapa tempat dan berbagai cara. Saat itu di Jawa Timur ada yang namanya “Penilik Kebudayaan” yang berjumlah sekitar 600 orang di seluruh Jawa Timur.
“Mereka (Penilik Kebudayaan) adalah partnership Museum yang memberikan informasi kepada kita tentang apa yang ada di daerahnya, dan salahsatunya tentang uang kepeng ini yang dianggap biasa-biasa saja bahkan ada yang luar biasa,” paparnya.
Uang kepeng Cina memiliki bentuk bulat pipih dan berlubang di tengahnya. Bentuk uang kepeng Cina seperti ini adalah mata uang logam Cina yang umum ditemukan di Nusantara dan Bali khususnya,
Menurut orang Cina sendiri, bentuknya yang bulat tersebut melambangkan langit atau sorga sedangkan lubangnya yang berbentuk persegi empat melambangkan bumi sehingga menurut orang Cina, bentuk uangnya melambangkan bumi dan langit.
Uang kepeng Cina atau sering disebut uang kepeng, secara histori memang pernah berkembang dan populer pada masa Kerajaan Majapahit. Ini karena adanya hubungan dagang yang cukup erat antara Cina dan Kerajaan Majapahit. Hingga mata uang Cina ini digunakan sebagai alat pembayaran resmi pada masa Majapahit.
Karenanya, mata uang China ini banyak ditemukan tersebar di berbagai wilayah kerajaan Majapahit, khususnya di Jawa Timur. Buktinya adalah temuan temuan uang koin kuno. Misalnya di desa Bedanten, Kabupaten Gresik dan Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada Oktober 2017. Masih ada lagi lainnya. (sa)