JATIMPOS.CO/NGANJUK- Bertempat di Jolotundo Glamping & Edupark Kabupaten Nganjuk, selama tiga hari (Senin – Rabu tanggal 7 - 9 Oktober 2024) diselenggarakan Pendampingan Desa Wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim pada Bidang Destinasi Pariwisata.

Ketua Panitia penyelenggara yang juga Kabid Destinasi Disbudpar Jatim, Dra. Susiati.MM melaporkan, kegiatan Pendampingan Desa Wisata di Kabupaten Nganjuk ini diikuti oleh 60 (enam puluh) orang peserta.

Mereka terdiri dari unsur kelompok masyarakat, pengelola desa wisata dan dinas yang membidangi pariwisata di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk. Sedangkan narasumber berasal dari unsur : East Java Ecotourism Forum (EJEF) dan Biro Perjalanan Wisata.

Praktek peserta Pendampingan Desa Wisata di Kabupaten Nganjuk.

-----------------------------------------------------------------------

Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah : meningkatkan kemampuan para pengelola desa wisata yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan kearifan lokal.

Percepatan pemberdayaan masyarakat pengelola desa wisata dengan mengembangkan kekuatan potensi SDM agar mampu mengembangkan pengelolaannya menjadi desa wisata yang maju dan mandiri;

Dan memberikan gambaran dampak positif dari sektor kepariwisataan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat utamanya di desa wisata.


Peran Aktif Masyarakat
Kepala Disbudpar Provinsi Jatim, Evy Afianasari, S.T., M.M.A pada pembukaan kegiatan Pendampingan Desa Wisata di Kabupaten Nganjuk (7/10/2024) memberikan amanat yang disampaikan Kabid Destinasi Disbudpar Jatim, Dra. Susiati.MM

Diawali dengan membacakan sebuah pantun : Sore hari mandi di kali, Cahaya mentari mulai redup. Kami berkumpul di sini, Menjalin silaturahmi yang hangat dan akrab.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini, dengan harapan forum ini nantinya mampu memberikan dampak positif terhadap pengembangan desa wisata di Jawa Timur,” ujarnya.

Kita semua tahu bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini Provinsi Jawa Timur dianugerahi dengan berbagai macam potensi wisata mulai dari alam maupun budayanya, yang dapat dikembangkan menjadi destinasi pariwisata unggulan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan, perlu difasilitasi dan didorong agar dapat berpartisipasi dan berperan aktif sebagai subjek atau pelaku maupun sebagai penerima manfaat dalam pengembangan kepariwisataan secara berkelanjutan,” katanya.

Salahsatu narasumber menyampaikan materi

-------------------------------------------------------

Sebagai penerima manfaat, masyarakat diharapkan dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang berarti dari pengembangan kegiatan kepariwisataan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat yang bersangkutan dengan mengembangkan usahanya, salah satunya dikemas dalam bentuk paket-paket wisata berbasis sumber daya perdesaan.

Sampai saat ini tercatat di data Disbudpar Jatim, terdapat 630 desa wisata di Jawa Timur dengan berbagai kualifikasi baik desa wisata mandiri, maju, berkembang, dan rintisan.

Selain itu, angka PDRB Pariwisata Jawa Timur sampai dengan Triwulan II telah mencapai Rp. 1.557.349,35 M dengan kontribusi sebesar 6,12%. dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan per Agustus untuk wisatawan mancanegara adalah 187.433 orang dan untuk wisatawan nusantara adalah 43.064.345 orang.

Tentunya kita harus berupaya untuk meningkatkan kelas desa wisata di Jawa Timur menjadi desa wisata yang mandiri dengan berbagai potensi dan keunikannya sehingga wisatawan akan terus berkunjung ke Jawa Timur.

Melalui kegiatan pendampingan desa wisata ini diharapkan akanmenciptakan wawasan baru yang lebih luas serta aplikatif untuk meningkatkan kualitas desa wisata di Jawa Timur.

Kegiatan pendampingan desa wisata ini merupakan proses pendukung yang bertujuan untuk mengembangkan potensi pariwisata di desa serta sebagai bentuk nyata kolaborasi pentahelix, kami melibatkan berbagai aspek diantaranya asosiasi pariwisata dan biro perjalanan wisata.

“Dengan hadirnya biro perjalanan wisata disini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang dapat menghubungkan pelaku desa wisata dengan pemangku kepentingan lain untuk menciptakan sinergi dan bisa lebih menjual desa nya secara lebih luas,” ungkapnya.

Selain itu kami juga ingin mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan ini. setiap ide, masukan, dan partisipasi sangatlah berarti. mari kita bersamasama menjaga dan melestarikan budaya serta keindahan alam yang kita miliki, agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

“Ijinkan saya membacakan sebuah pantun untuk menutup sambutan ini : Bunga Melati Harum Semerbak,Tumbuh Subur Di Halaman Desa.Desa Wisata Siap Melangkah,Menyambut Tamu Dengan Sukacita,” pungkasnya. (sa)