JATIMPOS.CO/TULUNGAGUNG- Meriah dan mengasyikkan. Begitulah suasana saat menonton pergelaran wayang kulit dengan lakon “Wahju Mustiko Aji” dalang Ki Minto Darsono dj Lapangan Dsn Jatirejo, Desa Pakisrejo Kec Tanggung Gunung Kabupaten Tulungagung, Sabtu malam (12/10/2024).

Meriah karena disekitar lokasi dan sepanjang jalan dipenuhi para pedagang menjual makanan, minuman dan berbagai keperluan rumah tangga. Mengasyikkan karena lakon dan dalangnya disenangi warga sehingga penonton membludak dan betah hingga selesai pergelaran.

Kegiatan ini merupakan Program Sinergitas Penguatan Dan Pelestarian Seni Budaya diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim UPT Taman Budaya (TBJ) Jatim sinergi dengan Komisi-D DPRD Provinsi Jatim Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).

Ki Minto Darsono memainkan wayang kulit lakon Wahyu Mustiko Aji di Lapangan Dsn Jatirejo, Desa Pakisrejo Kec Tanggung Gunung Kabupaten Tulungagung, Sabtu malam (12/10/2024).

Hadir pada kesempatan itu Kasie Penyajian Seni dan Budaya UPT TBJ, Hario Widyoseno, S.Sn, MA mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jatim Evy Afianasari ST, MMA.

Tampak juga hadir juga anggota. H. M. Heri Romadhon, anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PAN, Peny Rofaidah anggota DPRD Kabupaten Tulungagung, Darno Kades Pakisrejo, Muspika Kecamatan Tanggung Gunung dan pejabat Pemkab Tulungagung.

“Kegiatan ini dalam rangkaian HUT Provinsi Jatim yang Ke 79. Jawa Timur Bersatu Bersama Untuk Maju. Melalui kegiatan yang dilaksanakan Taman Budaya Provinsi Jawa Timur,” ujar Kasie Penyajian Seni dan Budaya UPT TBJ, Hario Widyoseno, S.Sn, MA mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jatim Evy Afianasari ST, MMA.

Dikatakan, Taman Budaya Provinsi Jawa Timur selalu mengupayakan untuk : melestarikan dan mengembangkan seni-seni Jawa Timur secara adil dan berkesinambungan, mempromosikan potensi kesenian dan karya-karya seniman Jatim melalui penyediaan sarana dan kegiatan yang apresiatif.

“Juga memfasilitasi proses olah seni para seniman dan pelaku seni untuk berkaya yang lebih kreatif dan inovatif agar mampu bersaing, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia seniman dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat dan mengembangkan dan memperkuat jejaring berkesenian,” ujarnya.

“Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada penyelengara kegiatan, serta seluruh pendukung yang terlibat pada kegiatan ini serta para hadirin semua. selamat menonton dan berekspresi kepada semua yang hadir, mari bersama-sama kita rajut harmoni, kedamaian dan kebersamaan sehingga mampu menjadi oase yang menyegarkan dan menyejukkan bahkan mampu memperkaya ekspresi seni di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu Heri Romadhon mengucapkan terimakasih dan wujud rasa syukur atas terpilihnya kembali sebagai wakil rakyat di DPRD Provinsi Jatim periode 2024-2029.

Ditambahkan, kegiatan ini sinergi antara DPRD Provinsi Jatim dengan UPT Taman Budaya Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dalam rangka uri-uri budaya berupa wayang kulit.

Ia berjanji akan terus konsisten bersama pekerja seni, baik itu wayangan maupun seni jaranan untuk menggelar kegiatan secara bergiliran di lain desa dan kecamatan.

Senada disampaikan Ibu Peny Rofaidah anggota DPRD Kabupaten Tulungagung. “Mohon maaf apabila dalam Pileg yang lalu ada kesalahan dan terimakasih atas kepercayaan panjenengan semua,” ujarnya.

“Kedepan kami akan terus bersama, bersinergi dan berbuat baik pada penjenangan semua, sebagaimana meneruskan suami saya yang tiga periode sebagai wakil rakyat,” ujarnya sambal menyebut Pak Misbah suaminya.

Sebelum pergelaran, dilakukan seremonial penyerahan gunungan oleh bapak.H.M.Heri Romadhon, bersama Kasie Penyajian Seni dan Budaya UPT TBJ, Hario Widyoseno, S.Sn, MA kepada dalang Ki Minto Darsono. Dan pra-acara diisi dengan music klenengan dan campursari.

Gonjang-ganjinge Jagad

CERITA wayang Wahyu Mustiko Aji bila dikaitkan dengan keadaan saat ini yang berkaitan dengan prahara dunia (Bahasa Jawa: gonjang ganjinge jagad,red). Masyarakat sekarang yang mulai kehilangan jati diri, budaya dan lainnya.

Ini tergambar dari murkanya beberapa pusaka tindih atau pusaka keraton di Dworowati, Manduro termasuk para pendawa yang sedang murka (pergi tanpa bekas atau tanpa pesan, red).

MurKanya pusaka dan para pendawa mencari kemuliaan untuk ketenteraman negara. Murkanya pusaka menjadi tokoh. Tokoh-tokoh ini nantinya melalui perjalanan spiritual hingga akhirnya nanti penengah Pendawa, Kresna dan Bolodewo merupakan sosok seorang pemimpin yang menerima kanugrahan dari jagad, wujudnya wahyu mustiko aji”.

Sekti artinya terhindar dari segala bentuk ancaman. Kekebalan terhadap segala bentuk ancaman. Aji artinya ratu atau wahyuning keraton. Wahyu artinya idola sosok pemimpin yang dibutuhkan masyarakat. Wijoyo artinya kejayaan, kemuliaan, kemakmuran rakyat. Wahyu Mustiko Aji diterima 3 tokoh, yaitu: Janoko, Kresno bersama Bolodewo.

Pagelaran wayang ini bertujuan untuk melestarikan kesenian adi luhung bangsa agar tetap lestari. Dalam pagelaran wayang ini ada tatanan, tontonan tetapi penuh dengan tatanan tuntunan. (ard)