JATIMPOS.CO//BANYUWANGI Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio meminta kepada semua pelaku kreatif di Indonesia untuk memahami ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif secara menyeluruh.

Hal itu disampaikan Wishnutama saat bertatap muka secara virtual dengan peserta Rakornas ICCN dari seluruh wilayah Indonesia yang digelar di Banyuwangi, Jumat malam (6/11/2020). Hadir dalam acara tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua Umum ICCN Fiki Satari.

ICCN adalah jejaring forum lintas komunitas kreatif yang ingin berkontribusi memastikan pembangunan kota/kabupaten di Indonesia ini bertumbuh dibangun dengan kreativitas. Berdiri sejak 2015, saat ini ICCN memiliki lebih dari 200 jejaring kabupaten/kota se-Indonesia. Rakornas ICCN 2020 berlangsung di Banyuwangi selama tiga hari, 5-7 November 2020 dan dihadiri 50 koordinator wilayah dari 211 kota/kabupaten anggota ICCN secara langsung. Ratusan anggota lainnya terhubung secara daring.

Wishnutama mengatakan bahwa pemahaman terhadap ekosistem parekraf ini penting, khususnya di era digital. Pelaku kreatif, menurutnya, tidak bisa hanya tergantung dengan produknya saja.

"Sebaik-baiknya produk, kalau kita tidak bisa menjualnya sangat disayangkan. Inilah tantangan kita semua ke depan, memahami ekosistem parekraf," katanya.

Ekosistem yang dimaksud antara lain bagaimana pengemasan produk, bagaimana memasarkan, bagaimana aturannya, memahami HAKI, akses permodalan, termasuk penguasaan teknologi.

"Itulah yang kita sebut whole ekosistem parekraf. Teman-teman kreatif harus paham secara komprehensif dari A - Z, sehingga pada saat nanti berusaha atau menciptakan daya tarik atau me-monetize agar potensi untuk sukses jauh lebih besar," kata dia.

Wishnutama juga menyebut peran ekonomi kreatif sangatlah penting dalam mengembangkan pariwisata nasional. Kenapa? "Alam memang pemberian dari Allah, dan tugas menusia-lah menciptakan daya tarik lebih bagi alam tersebut. Kita semua harus memberi nilai lebih pada kekayaan alam kita untuk memajukan pariwisata nasional. Inilah peran dari ekonomi kreatif," kata Wishnutama.

Dalam kesempatan itu, Wishnutama juga menyatakan perhelatan rakornas yang dipusatkan di Banyuwangi sangatlah tepat. Menurut dia, banyak inovasi, khususnya di sektor parekraf telah dilakukan Banyuwangi, yang bisa dicontoh daerah lain.

"Presiden bahkan menilai Banyuwangi sangat serius memperhatikan pariwisata dan sektor kreatif. Banyak inovasi yang sudah dilakukan, bahkan Banyuwangi juga cepat merespon menerapkan adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata," kata Wisnutama.

"Saya pun setuju bahwa Banyuwangi adalah kabupaten yang sangat inspiratif. Sering saya memberi referensi pada daerah lain untuk belajar ke Banyuwangi dalam hal peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama.

Peserta rakornas ICCN datang dari segala penjuru tanah air. Mulai dari Pulau Miangas Sulawesi Utara, Jayapura Papua, Pulau Rote NTT hingga Labuhan Bajo. Mereka saling berbagi ilmu dan sharing solusi atas permasalahan yang dihadapi terkait ekonomi kreatif di kabupaten/kota masing-masing.

“Banyak hal positif yang kami dapat dari sini. Dari diskusi selama dua hari, ternyata banyak hal yang harus kami gerakkan. Ini membuka pikiran dan sudut pandang kita bagaimana mengaktifkan ekonomi kreatif itu sendiri,” tutur peserta dari Bali Utara, Kardian Narayana.

“Kami tidak hanya berbicara tentang success story, namun kami juga berbagai tantangan dan kendala. Kami bahas bareng, kita carikan solusi bersama. Dengan berjejaring ini, kita siap saling bantu sama lain,” imbuh Vicky Hendri dari Banyuwangi Youth Creative Forum.

Peserta juga mengaku terkesan berkegiatan di selama Banyuwangi, seperti yang diungkapkan Jaringan Komunitas Kreatif Numbai/Jkon, Jayapura, Denny Jackson.

“Sudah betul nih kalau kita bikin di Banyuwangi. Perubahan Banyuwangi ini beyond expectation. Sangat pesat. Spirit membangun ala Banyuwangi ini yang terus saya bagikan ke kawan-kawan saya di Jayapura sejak hari pertama kedatangan saya kemarin,” ujar Denny.

Bagi Denny, Banyuwangi yang benar-benar memperhatikan secara detail konsep pariwisatanya sangat menarik.

“Kalau bicara tentang kota metropolis, semua mengarah pada hiburan malam seperti diskotik, karaoke, bar. Banyuwangi tidak memilih jalan itu, melainkan fokus pada ecotourism. Ekonomi kerakyatan diberdayakan lewat pengoptimalan UMKM dan sektor ekonomi kreatif.

Kebudayaan dan tradisi lokal menjadi kekuatan bagi Banyuwangi untuk dipromosikan keluar. Ini hebatnya Banyuwangi yang mampu membangun kolaborasi antar komunitas di dalamnya. Layak dicontoh daerah lain,” pungkas Denny. (Rzl)