JATIMPOS.CO//MALANG- Digitalisasi bisnis pada sektor wisata menjadi salah satu solusi atas terpuruknya sektor wisata saat terjadinya pandemi covid-19 ini. Sebelum wabah covid menyebar, perilaku digital native maupun generasi baby boomers sudah terbiasa dalam menggunakan teknologi digital. Ditambah adanya pandemic, menjadikan intensitas penggunaan media social / internet menjadi lebih tinggi.
Hal itu dikemukanan Kadisbudpar Jatim, Sinarto S.Kar, MM pada kegiatan Webinar Festival dengan tema Digitalisasi Bisnis Sector Pariwisata, Jum’at 18 Desember 2020 di Malang.
“Kebudayaan dan pariwista menjadi dua hal sangat saling berkaitan. Dimana, hasil dari keduanya dapat menjadikan sebuah rileksasi bagi masyarakat. Kami berusaha untuk tetap menghadirkannya kepada masyarakat melalui digital atau virtual,” ujarnya.
Dengan keadaan dan keterbatasan yang ada malah menjadikan masyarakat semakin berkembang. Sehingga muncul ide-ide baru yang kreatif.”
Menurut Sinarto saat ini pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan re-opening pada daerah tempat wisata yang dimungkinkan dapat dikunjungi oleh masyarakat sesuai dengan peraturan protokol kesehatan yang ada. Semua peraturannya sudah tertuang dalam SK Gubernur tentang Daerah Tempat Wisata.
“Dari 969 Daerah tempat Wisata, 676 daerah sudah melakukan re-opening. Jadi hampir 70% sector wisata dan hotel sudah melakukan re-opening. Sehingga diharapkan roda perekonomian sudah bisa berjalan seperti biasa. Tentunya bukan hanya pemerintah yang diuntungkan dari pajak domestic bruto, masyarakat juga diuntungkan dengan pendapatan harian langsung,” ujarnya.
Dalam webinar ini Sinarto berpesan bagi kaum milenial untuk ikut serta berkontribusi dalam memajukan dan memanfaatkan digitalisasi khususnya di sector pariwisata di kondisi covid bahkan setelah covid selesai hingga Jatim mampu bersaing secara global. (ham)