JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Sebanyak 80 orang pemandu wisata ikuti ujian sertifikasi yang di gelar oleh Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto.

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama empat hari ke depan (12-15 Oktober), dibuka oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Amat Susilo Kepala Disparpora,  di Royal Hotel & Cottage Trawas, Selasa (12/10) siang.

“Sertifikasi diikuti 80 orang pemandu wisata yakni 40 pemandu wisata umum, 20 pemandu pendakian, dan 20 lagi pemandu wisata air. Untuk mendapatkan sertifikat, nantinya juga akan ada ujian yang harus diikuti. Dapat saya sampaikan juga, bahwa pemandu wisata sejarah, biasanya memakai SDM dari BPCB. Namun setelah kegiatan ini, kita harapkan akan ada kerjasama yang baik. Apalagi secara bertahap, objek wisata kita mendapat QR code Peduli Lindungi meskipun belum banyak,” ujar Amat.

Sementara itu Bupati Ikfina pada arahannya, memotivasi para peserta agar betul-betul mengikuti sertifikasi ini dengan maksimal. Mengingat kesempatan emas ini, tidak diberikan ke sembarangan orang. Hanya yang dinilai berkompeten dan memenuhi standar, diberikan fasilitas untuk memaksimalkan kemampuanya dalam sertifikasi ini.

“Tidak banyak yang mendapat kesempatan ini. Ikuti betul-betul sertifikasinya, laksanakan ujian, dan pulang menjadi pemandu wisata yang andal. Pemandu wisata harus ramah, humble, harus tahu tipe wisatawan yang datang kebutuhannya seperti apa. Karena ada tipe wisatawan yang tidak ingin disambut berlebihan. Pemandu wisata juga harus memiliki wawasan yang luas dan menguasai bidangnya. Jadi, galilah ilmu sedalam-dalamnya di bidang ini,” pesan bupati.

Terkait pandemi Covid-19, bupati mengakui bahwa pariwisata adalah salah satu dari sekian sektor yang terhantam keras oleh pandemi. Saat objek wisata ditutup karena pembatasan PPKM, Pemda berusaha keras memulihkan ekonomi masyarakat yang terdampak. Namun apabila nanti objek wisata diizinkan buka kembali, bupati mematok cakupan vaksinasi harus tercapai minimal 70% dan 100% untuk daerah khusus wisata yakni Trawas, Pacet dan Trowulan.

“Pariwisata adalah salah satu yang paling terimbas pandemi Covid-19. Sesuai Imendagri, level kita masih 3 untuk PPKM. Namun dalam Imendagri tersebut, terdapat pelonggaran-pelonggaran yang diberikan. Meski kasus covid melandai, kenapa saat ini Jawa-Bali belum melakukan pelonggaran secara total dan seluas-luasnya? Itu karena tidak ada yang bisa memprediksi gelombang baru Covid-19. Jika dilonggarkan sepenuhnya, orang-orang bakal melakukan mobilitas yang tinggi. Persebaran virus juga akan susah dikendalikan. Apalagi cakupan vaksinasi di Kabupaten Mojokerto saat ini masih 65%, padahal target kita minimal harus 70%. Apalagi untuk tiga daerah wisata yakni Pacet, Trawas dan Trowulan, saya minta cakupannya harus 100%. Saya tidak ingin keselamatan warga saya terancam, karena diserbu wisatawan dari berbagai daerah jika sekat pelonggaran dibuka seluruhnya,” tegas bupati. (din)