JATIMPOS.CO//SURABAYA- UPT Museum Negeri Mpu Tantular menggelar seminar “Hasil Kajian Koleksi Teknologika Sepeda Motor Uap” Menghadirkan J.R.Heksa Galih W.ST,MT (dosen ITN Malang) dan Anang Subagio (Ahli Mekanik Elektrikal ITN).
Kegiatan berlangsung di Museum Mpu Tantular, Buduran Sidoarjo, Kamis (21/10/2021). “Kegiatan ini untuk mengkomunikasikan informasi koleksi kepada masyarakat. Disamping kajian atau penelitian yang dilakukan oleh pengelola museum kegiatan kajian koleksi juga dapat dilaksanakan dengan mengundang para pakar dari berbagai bidang ilmu pengetahuan,” ujar Dwi Supranto, SS,MM Plt Ka UPT Museum Mpu Tantular.
Seminar diikuti para komunitas sahabat pecinta museum, akademisi dan mahasiswa, diantaranya Unesa, Unair, UIN Surabaya, UNEJ), UPN Surabaya dan universitas lain yang ada di Jawa Timur. Pelaksanaan kegiatan dillaksanakan secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan era new normal dan virtual live streaming.
Kadisbudpar Jatim, Sinarto S.Kar, MM dalam amanat yang disampaikan Dwi Supranto mengemukakan, Waktu terus berganti hingga sekarang sedang hangat diperbincangkan tentang teknologi motor atau mobil listrik.
“Indonesia memiliki beberapa produk motor listrik yang berupa prototipe maupun yang sudah diproduksi secara masal seperti si gesit. Diharapkan ke depan akan ada kreasi-kreasi yang membanggakan terkait dengan inovasi teknologi. Terlebih Indonesia memiliki sumberdaya alam nikel yang besar. Keunggulan ini harus dimanfaatkan dalam rangka berpartisipasi dalam mengembangkan dunia otomotif global,” ujarnya.
Beberapa benda yang menjadi koleksi museum Mpu Tantular adalah artefak masterpiece yang langka dan tidak terdapat di museum yang lain. Diantara benda-benda ini satu diantaranya adalah sepeda motor uap yang dibuat pada tahun 1893.
Sepeda motor masuk ke Indonesia sejak tahun 1893 dan pemilik pertama adalah seorang masinis di pabrik gula Oemboel (Umbul) Probolinggo Jawa Timur bernama John C Potter warga negara Inggris. Konon kecepatan maksimal kendaraan seperti in mencapai 30 Km/Jam.
J.R.Heksa Galih W.ST,MT (dosen ITN Malang) salahsatu pemateri menguraikan system pengapian motor, yang sekarang dikenal dengan busi. “Dahulu pakai pipa panas,” katanya.
Bagaimana bisa menjadi pipa yang panas? Ada yang dibakar, atau sebagainya. “Dan teknologi ini masih bisa kita lihat dan diterapkan pula pada mesin diesel tahun 1990 an yang masih pakai kompresi rendah saat mau akan dinyalakan, dipanaskan dulu,” kata J.R. Heksa Galih.
Ketika sensor panasnya sudah menyala, maka mesin baru di start. Ada busi pemanas untuk dissher. Kalau dahulu tidak ada sumber api, maka dinyalakan seperti mesin uap.
“System penggerak. Direct drive via connecting root. Atau bisa kita sebut sekarang ini motor automatic/ manual matic. Pusat system penggerak pada motor dahulu ada di system roda belakangnya,” urainya. (faiz)