JATIMPOS.CO/MOJOKERTO - Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto Selenggarakan kegiatan Kirab Kubro yang diberangkatkan dari Pendopo Trowulan dan finish di halaman Makam Troloyo, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Sabtu (14/9/2019) sore.

Kirab Kubro dalam rangka pembukaan peringatan Haul Syekh Jumadil Kubro ke-644 Tahun 2019 ini diiringi arak-arakan berbagai macam gunungan mulai tumpeng agung, tumpeng aneka hasil bumi dan tumpeng jajanan pasar, yang dipercaya masyarakat sebagai berkah.

Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi pada kesempatan tersebut didaulat membacakan paluhuran (silsilah) Syekh Jumadil Kubro yang diawali dengan prosesi cucuk lampah atau ‘membuka jalan’.

Prosesi ini sebagai bentuk usaha menolak bala dan mengusir semua gangguan seperti hawa buruk yang dapat mengganggu jalannya prosesi.

Kirab kubro dan prosesi cucuk lampah dilengkapi dengan barisan peserta kirab berpakaian ala Wali Songo, santri, pembawa kendi tujuh, pembawa jajan pasar, Tumpeng Songo, Panji Poncowarno, Panji Gulo Klopo (Sang Saka Merah Putih) yang diserahkan kepada Wabup Mojokerto, Pungkasiadi.

Wakil Bupati Mojokerto beserta tamu undangan lainnya menyaksikan Kirab Kubro

-----------------------------------------------

Wabup Mojokerto, Pungkasidi berharap agar usaha nguri-uri budaya terus dijaga dan dilestarikan dan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan potensi wisata daerah.

“ Trowulan sebagai daerah wisata unggulan Kabupaten Mojokerto yaitu wisata religi dan wisata budaya. Kirab Kubro memperingati Haul Syeh Jumadil Kubro yang diperingati tiap tahun ini tidak pernah sepi animo. Dengan haul ini, kita bisa terus mengingat perjuangan Syekh Jumadil Kubro dalam berdakwah dan menyebarkan ajaran agama Islam,” ujar Wabup.

Rangkaian Haul Syekh Jumadil Kubro tahun 2019, juga dilanjutkan dengan pengajian umum bersama K.H. Falakul Alam dan K.H. Ahmad Muwafiq, pada Minggu malam (15/9/2019).

Diketahui, Syekh Jumadil Kubro dikenal sebagai penyebar Agama Islam di tanah Jawa pada masa Kerajaan Majapahit. Syekh Jumadil Kubro adalah leluhur dan guru dari para Wali Songo sesudahnya. Mengingat besarnya jasa dalam perkembangan Islam khususnya Jawa Timur. (din)