JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar rapat sinkronisasi program kegiatan SKPD 2023 di Grand Bima Ballroom Aston Madiun Hotel & Convention Center, Senin (14/3/2022).

Acara yang digelar selama tiga hari, mulai 14 - 16 Maret 2022 tersebut diikuti dari 38 Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Jawa Timur, terdiri dari instansi yang membidangi kebudayaan dan pariwisata serta pejabat di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Jatim.

Sebelum acara dimulai para peserta pun disuguhi dengan penampilan seni tradisional khas Madiun, yaitu Tari Beksan Parisuko.

Seni tari tradisional yang diciptakan asli dari Kota Madiun ini merupakan penggambaran masyarakat Madiun yang mengangkat acara bersih desa.

Dalam tari ini kolaborasi musik dan tarinya sangat khas, yaitu perpaduan gerak mataraman dengan iringan musik banyuwangian yang energik.

Penampilan seni tradisional khas Madiun, yaitu Tari Beksan Parisuko.
--------------------------------------------
Acara yang di pandu Suwondo, SE., MM, yang juga Mantan Kabid Kebudayaan, Disbudpar Provinsi Jatim ini mengambil tema pembangunan kebudayaan dan pariwisata Jatim sebagai percepatan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

" Kegiatan ini secara umum membahas terkait pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan. Kepariwisataan ini mencakup daya tarik wisata, infrastruktur dan dunia usahanya, sedangkan kebudayaan secara umum membahas beberapa objek kemajuan kebudayaan, " ungkap Suwondo.

Rapat sinkronisasi program kegiatan SKPD 2023 ini menghadirkan lima narasumber. Di antaranya, Prof. M. Mas'ud Said, MM., Ph.D dari Universitas Islam Malang, Bappeda Provinsi Jatim, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Parekraf, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam pemaparannya, Prof. M. Mas'ud Said, MM., Ph.D narasumber dari Universitas Islam Malang mengungkapkan, bahwa ada dua acuan dalam sinkronisasi program kegiatan SKPD 2023. Pertama, tren dan kebijakan nasional mengenai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kedua, kebijakan Pemerintah Provinsi Jatim.

" Kalau di pusat itu kan ada pariwisata dan industri kreatif. Jadi tolong kita bersama mengamati perkembangan - perkembangan regulasi yang ada di pusat dan juga kebijakan Pemprov Jatim sesuai visi misi yang diemban oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, " katanya.

Menurutnya, kebudayaan dan pariwisata tidak terlepas dari tren dunia. Yaitu, pariwisata yang lebih bersifat kontinu atau berkelanjutan. Di Indonesia pariwisata yang berkelanjutan adalah pariwisata alam. Sedangkan terkait dengan kebudayaan, Jawa Timur adalah salah satu sentral sejarah dan kebudayaan di Indonesia yang tidak dapat disangkal.

" Kalau bicara pariwisata alam berarti kita termasuk negara yang memiliki keuntungan yang luar biasa dibanding dengan beberapa negara lain, karena kita punya yang tidak dimiliki oleh beberapa negara lain tersebut " ungkapnya.

Lebih lanjut dia katakan, mengutip pidato Presiden Jokowi menurutnya, perlu adanya perubahan paradigma dan inovasi serta program kerja seperti yang dilakukan Disbudpar Jatim hari ini. Ada 5 poin yang pertama infrastruktur, SDM pariwisata, investasi dalam dan luar negeri, reformasi birokrasi serta keteguhan dan ketokohan.

Sementara itu, berkaitan dengan industri kreatif, Gubernur Jatim telah berjuang keras agar UMKM tetap stabil. Selain itu juga menguatkan koperasi sebanyak 28 ribu unit walaupun belum optimum.

" Apa yang dilakukan Bu Gubernur ini sangat rajin terjun ke lapangan, ke daerah - daerah mengkoordinasikan dengan instansi vertikal, mengajak OPD bertemu Bupati/Wali Kota untuk menyemangati warga, " pungkasnya. (jum).