JATIMPOS.CO/SURABAYA- Ada hal menarik yang dilontarkan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Aries Agung Paewai, saat memberikan materi pembekalan kepada peserta Orientasi ASN P3K Angkatan 86–90 yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Rabu, 2 Juli 2025, di kampus Stesia Surabaya.
“Tahun 2025 adalah tahun inovasi pendidikan. Tidak boleh ada sekolah yang jalan di tempat. Guru bukan hanya pengajar, tapi pendidik yang berani bertindak dan berpikir kreatif,” kata Aries yang disambut tepuk meriah ratusan peserta dari berbagai kota dan kabupaten di Jatim.
Dalam forum tersebut, Aries menyuarakan satu hal yang sering luput dari diskusi publik, yaitu guru saat ini menghadapi tekanan yang jauh lebih kompleks dibanding era sebelumnya.
Di satu sisi, mereka diharapkan menjadi pendidik yang humanis dan mendalam. Namun di sisi lain, mereka juga dibayang-bayangi ketakutan sosial, misalnya takut dituduh melakukan. "Sekarang banyak guru resah. Sentuhan sedikit dianggap kekerasan. Teguran dianggap intimidasi. Maka satu-satunya jalan adalah membekali diri dengan profesionalisme dan empati. Pendidikan tak bisa steril dari tantangan, tapi bisa kita jawab dengan integritas,” ungkapnya.
Aries menjelaskan, Jawa Timur tahun ini mencatat 17.294 inovasi pendidikan. Ini tertinggi di Indonesia. Beberapa sekolah bahkan masuk 200 besar nasional dan sedang bersaing menuju 30 besar.
“Bagi guru inovatif, pemerintah provinsi menyiapkan insentif hingga Rp 50 juta untuk pengembangan pendidikan dalam 3 tahun. Misalnya, sekolah yang punya lahan kosong bisa dibuat bernilai ekonomi. Caranya, anak-anak dilibatkan bercocok tanam di situ. Proyek ini bukan hanya belajar menanam, tapi juga membangun karakter, kemandirian, bahkan kemampuan marketing,” ujarnya.
Sementara, soal ASN P3K, Aries mengatakan ini sebuah pengakuan negara atas pengabdian para guru honorer. Karenanya, perubahan ini juga harus diikuti dengan perubahan pola pikir. "ASN cuma dua yaitu PNS dan P3K. Tidak ada istilah anak tiri. Maka guru ASN P3K harus berpikir dan bertindak dengan tanggung jawab penuh. Bukan pasif menunggu perintah, tapi aktif menciptakan solusi,” tegasnya.
Aries juga mengakui bahwa orientasi ini adalah awal dari perjalanan panjang guru ASN P3K di Jawa Timur. Tapi lebih dari itu, acara ini membuka kesadaran baru bahwa guru adalah aktor utama dalam perubahan sosial. Di tengah gelombang digitalisasi, tekanan publik, dan perubahan kurikulum, hanya guru yang punya kemauan untuk belajar dan berinovasi yang bisa bertahan dan berkembang. Dengan semangat ini, BPSDM Jatim tak hanya mencetak aparatur, tapi mempersiapkan pemimpin pendidikan di lini terdepan.
Acara yang dipandu Dr. Meithiana Indrasari, dosen Unitomo, ini berlangsung sangat gayeng. Kata Mei, transformasi bukan dimulai dari sistem, tapi dari manusia. “Orientasi ASN P3K hari ini adalah wajah baru harapan pendidikan kita," kata Mei menutup acara pembekalan. (rl)