JATIMPOS.CO/JOMBANG - Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, disekolah akan kembali dimulai 6 April 2021.
Hal ini disampaikan Bupati usai menggelar Rapat Persiapan Pembelajaran Tatap Muka di Jombang pada Selasa (23/3/2021) diruang Swagata Pendopo Pemkab Jombang.
Rapat dihadiri jajaran Forkopimda, Wakil Bupati, Sekdakab Jombang, Kepala Cabang Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama serta OPD terkait dilingkup Pemkab Jombang.
Banyak hal yang menjadi dasar pertimbangan dengan dimulainya kembali pembelajaran tatap muka terbatas tersebut. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Agus Purnomo telah memaparkan hal hal yang menjadi dasar pertimbangan tersebut.
Diantaranya SKB 4 Menteri tentang Penduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran 220/2021 dan tahun Akademik 2020/2021 dimasa Pendemi Corona Virus Disease 2019 (Covid19). Sudah 80 persen Tenaga Kependidikan yang divaksin sebagaimana data dari Dinas Kesehatan. Serta hasil monitoring kesiapan PTM. "Hampir 99 persen orang tua/wali baik dijenjang SD maupun SMP setuju adanya PTM", tutur Agus Purnomo
Sementara dari Dinas Kesehatan juga menyampaikan perkembangan Covid 19 di Kabupaten Jombang yang semakin menurun, dan kesiapannya untuk melakukan vaksinasi untuk Tenaga Kependidikan yang belum divaksin.
”Jadi sesuai hasil rapat koordinasi bersama forkopimda kita sepakat untuk pembelajaran tatap muka terbatas jenjang SD hingga SMA serta satuan Pendidikan dilingkup Kemenag dimulai 6 April 2021, dengan tetap mengikuti prosedur Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan, tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19,’’ tutur Bupati Jombang
Dalam PTM nanti, sekolah bakal menerapkan dua shift. Yakni shift pagi yang dimulai pukul 07.00 – 10.10 dan shift kedua dimulai 10.50 sampai 14.00 WIB. Sebelum dimulai PTM, sekolah diberikan waktu 30 menit untuk pengecekan kesehatan. ”Dari shift 1 dan 2 kita jeda 40 menit,’’ tambahnya.
Sedangkan, untuk mengantisipasi agar siswa tidak keluyuran sepulang sekolah, Bupati menugaskan Satpol PP dan tiga pilar untuk mengawasi seluruh siswa. ”Jadi setelah pulang sekolah harus pulang kerumah masing-masing, jangan sampai anak anak keluyuran, apalagi kumpul kumpul tidak pakai masker,’’ tandasnya.
Bupati juga meminta seluruh lembaga Pendidikan mengimbau siswa siswinya agar membawa bekal ketika kesekolah. Sebab, saat ini kantin sekolah dan PKL yang biasanya berjualan di depan sekolah belum diperkenankan berjualan disekolah. ”Hal itu kita antisipasi, agar tidak ada klaster keluarga,’’ pungkasnya. (Her)