JATIMPOS.CO/JEMBER - Gelombang pasang air laut di wilayah Laut Pantai Selatan, menghantam sebagian besar wilayah pesisir Kabupaten Jember. Ketinggian ombak setinggi 3 meter meluluhlantakkan puluhan warung.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria mengatakan bahwa pasca kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Namun pihaknya menghimbau masyarakat setempat ataupun wisatawan yang sedang berada di pantai untuk waspada dan tidak berenang atau bermain air di daerah pesisir.

"Memang terjadi banjir, tapi bukan banjir rob istilahnya. Tapi akibat tingginya ombak pasang air laut," kata Penta saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Jember.

Lanjutnya, fenomena alam itu terjadi dari pukul 08.00 WIB. "Diprediksi terjadi sampai pukul 8 malam (20.00 WIB). Berdasarkan data yang kami terima itu (dari BMKG). Puncak pasang maksimal gelombang (ombak) itu sampai setinggi 3 meter," sambungnya.

Gelombang pasang air laut di wilayah Laut Pantai Selatan, menghantam sebagian besar wilayah pesisir Kabupaten Jember.
-----------------------------------------------------------

Dengan fenomena alam ini, kata Penta, terjadi di hampir seluruh wilayah laut pantai selatan.

"Untuk wilayah Jember, pantauan kami di Pantai Payangan, Watu Ulo (wilayah Kecamatan Ambulu), Pantai Papuma (wilayah Kecamatan Wuluhan), dan Pantai Cemara, (Kecamatan) Puger. Atau bisa disebut di hampir seluruh wilayah wisata pantai di Jember," sebutnya.

Dengan situasi ini, lebih lanjut kata Penta, BPBD Jember mengirimkan personel TRC dibantu relawan. Untuk memberikan himbauan kepada masyarakat sekitar dan wisatawan yang sedang berwisata.

"Sebagai langkah antisipasi kami juga mengirimkan TRC juga dibantu relawan, untuk melakukan patroli supaya masyarakat dan wisatawan tidak mandi atau bermain air laut di wilayah pesisir," katanya.

Kemudian untuk dampak dari tingginya gelombang pasang air laut itu, Penta juga membenarkan banyak warung-warung di daerah pesisir pantai yang terdampak.

"Memang merusak warung-warung yang berada di pesisir pantai. Kami juga himbau, agar masyarakat pemilik usaha tidak melakukan evakusi (menyelamatkan) harta bendanya dulu karena terlalu beresiko dengan kondisi gelombang pasang air laut ini. Kami sarankan untuk mencari tempat aman dulu," ujarnya.

"Kami juga himbau untuk tidak berjualan dulu karena kondisinya pun tidak memungkinkan. Alhamdulillah sejauh ini juga tidak ada korban dari kejadian ini," imbuhnya.

Terkait upaya pemantauan dan langkah antisipasi dari fenomena alam tingginya gelombang pasang air laut.

Satpolair Polres Jember juga mengerahkan anggotnya untuk berkoordinasi dengan TRC BPBD Jember dan relawan.

"Kami mengerahkan sejumlah anggota Satpolair. Meskipun kami juga belum menerima laporan terkait kejadian fenomena alam ini," kata Kasatpolair Polres Jember AKP Hari Pamuji saat dikonfirmasi terpisah.

Terkait dampak dari gelombang pasang air laut. Ia juga membenarkan adanya kerusakan yang dialami warung di daerah pesisir.

"Karena memang lokasinya di daerah muara ataupun pesisir dan dekat dengan batas air laut. Catatan sementara kami ada sekitar 20-30 warung terdampak di wilayah pantai baik di Payangan, Watu Ulo, ataupun Pancer, Puger. Lebih lanjut kami saat ini berjaga di wilayah pesisir," tutupnya. (ari).