JATIMPOS.CO/JEMBER - Proyek rehab terminal Tawang Alun di Kabupaten Jember, Jawa Timur yang tengah dikerjakan oleh PT Indopenta Bumi Permai (IBP) di keluhkan oleh beberapa warga.

Hal ini lantaran, bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang ditandon oleh kontraktor tersebut mengalami kebocoran, sehingga mencemari sumur-sumur warga setempat.

Sekitar 1.000 liter solar yang keluar dari kebocoran tandon. Sejauh ini masih dua sumur yang terlihat langsung tercemari solar, yakni milik Ponari, dan Yudi, warga RT 04/ RW 5, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji.

"Sudah seminggu ini sumurnya warga itu kena cemari solar," ungkap Ketua RT 04, Imam Syafi'i, Senin, (3/6/2024).

Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Jember, Evi Eka Nurcahyanti menyatakan pencemaran tersebut berdampak serius bagi warga.

"Karena solar 1.000 liter yang sudah masuk ke dalam tanah itu jumlahnya banyak. Akan mempengaruhi saturasi tanah dalam jangka waktu lama. Butuh bertahun-tahun sumur yang tercemar pulih kembali," kata Evi.

Dinas Lingkungan Hidup akan memantau perkembangan dari kemungkinan bertambahnya sumur yang tercemari solar. Karena jarak antara lokasi tandon bocor dengan pemukiman warga sangat dekat, yakni hanya beberapa meter saja.

PT IBP menempatkan tandon di sisi tepi paling barat area proyek yang dikerjakan. Tandon tersebut berada di tembok pagar pembatas terminal. Bahkan parahnya pemukiman warga sekitar 70 unit rumah yang langsung berhimpitan dengan pagar terminal.

Sekretaris Komisi B DPRD Jember, David Handoko Seto menyatakan, pihaknya telah menerima keluhan warga. PT IBP dituntut untuk bertanggung jawab penuh akibat pencemaran lingkungan.

"Tuntutan warga, yaitu PT IBP harus menyediakan air bersih kepada warga yang sumurnya tercemar. Penyediaan air bersih selama sumur pulih kembali. Bisa melalui PDAM yang tagihannya dibayar PT IBP selama pemulihan sumur warga," tegasnya.

Menurut David, tuntutan demikian juga berlaku apabila ada lagi warga yang sumurnya tercemari di belakang hari. "Bukan hanya untuk yang dua warga, tapi kompensasi juga harus diberikan bila belakangan ada lagi yang sumurnya tercemari," ungkap legislator Partai NasDem itu.

Staf PT IBP, Ahmad Reza menyebut pihaknya sedang mengerjakan proyek rehab terminal senilai Rp25,9 miliar sejak akhir Maret lalu. Proyek ini berasal dari hasil tender di Kementerian Perhubungan RI.

Ia mengakui, menyiapkan stok solar ribuan liter untuk keperluan BBM alat berat. Setiap harinya alat berat yang dikerahkan menghabiskan solar sekitar 300 liter. Solar yang dipakai kategori BBM industri.

Reza tidak mengelak jika solar yang mencemari warga akibat kebocoran tandon persediaan BBM perusahaannya. Sehingga, berjanji memenuhi tanggung jawab atas situasi yang terjadi.

"Memang kesalahan dari kita. Soal solar yang merembes sudah seminggu, di perkiraan lebih dari 900 liter. Baru ketahuan setelah dilapori warga," ulasnya. (ari).