JATIMPOS.CO//SURABAYA- Demo menolak UU Omnubus Law (Cipta Kerja) di Surabaya yang dilakukan elemen mahasiswa dan buruh Kamis (8/10) merusak fasilitas umum. Diantaranya pintu pagar sisi barat Gedung Negara Grahadi dan sejumlah asset publik di sepanjang Jl. Pemuda, Yos Sudarso, Panglima Sudirman dan Jl Gubernur Suryo.

"Kami menyayangkan fasilitas publik dirusak dan dibakar. Mestinya menyuarakan pendapat tetap menjaga aset publik. Itu lebih bagus. Untuk membangun semua itu tidak mudah," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara.

Aksi tegas aparat keamanan dilakukan setelah ribuan demonstran semakin tak terkendali dalam menyalurkan aspirasinya. Setelah merusak pintu barat halaman Grahadi, para pendemo mencoba masuk Grahadi lewat pintu timur. Polisi membubarkan paksa para pendemo dengan menyemprotkan air dari mobil water canon yang sudah disiagakan.

Dari arah barat, mobil water canon menyemprotkan air membuat para pendemo lari terbirit-birit menyelamatkan diri. Namun, tindakan tegas polisi ini tak membuat pendemo jera.

Akhirnya, polisi kembali melakukan tindakan tegas. Untuk membubarkan massa pendemo, polisi menembakkan gas air mata di jalan Gubernur Suryo. Letusan tembakan gas air mata terdengar beberapa kali.

Pengunjuk rasa yang semula melakukan aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, semburat dan berlarian ke arah Jalan Pemuda dan Yos Sudarso depan gedung DPRD Surabaya saat polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang bertindak anarkis.

Sejumlah pengunjuk rasa mencabut tempat sampah yang terbuat dari seng dan kayu di trotoar jalan, kemudian membakarnya di sekitar air mancur kawasan simpang empat Jalan Pemuda.

Febri mengatakan bahwa petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya masih mendara fasilitas publik yang dirusak maupun dibakar massa saat demo UU Cipta Kerja berlangsung.

Sementara itu Kabagops Polrestabes Surabaya AKBP Anton Elfrino Trisanto mengatakan semua akan diinventarisi berapa kerugian atas kerusakan fasilitas publik.

Dikatakan, sebanyak 4.263 personel gabungan dari TNI/Polri diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi massa Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur yang berlangsung di beberapa lokasi di Surabaya.

Ribuan personel gabungan itu disebar di beberapa titik vital yang dimungkinkan dilalui oleh massa demonstrasi.

"Personel gabungan menyebar mengamankan di titik Cito, Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernuran, DPRD Jatim, kawasan industri Sier, Margomulyo, dan akses tol," ujar AKBP Anton.(ist)