JATIMPOS.CO/SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menceritakan bahwa pembangunan kawasan hutan mangrove di Surabaya Timur penuh perjuangan.
Hal itu terungkap dalam peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri yang menjabat Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) sekaligus Presiden ke-5 RI.
Bahkan, Wali Kota Eri mengatakan Tri Rismaharini yang kini Menteri Sosial, bersikukuh mempertahankan kawasan hutan seluas 27 hektar ini. Sebab, dia meyakini bahwa pengembangan mangrove mangrove juga bisa dijadikan sarana edukasi bagi anak muda yang tertarik dengan kelestarian hayati.
Hal itu disampaikan Wali Kota Eri saat sambutan dalam acara peresmian Kebun Raya Mangrove Surabaya, Gunung Anyar, Rabu (26/7/2023).
"Ini tempat dulu berdarah-darah dipertahankan Bu Risma. Kami menjalankan mangrove untuk edukasi dan pariwisata. Khususnya buat anak muda. Karena mereka butuh mengenalnya," kata Wali Kota Eri.
Wali Kota Eri juga mengungkapkan, Presiden Kelima RI Megawati juga selalu mengajarkan agar menjadi pemimpin harus membawa manfaat, caranya dengan memperkerjakan warga sekitar kawasan Kebun Raya Mangrove.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya bisa dibilang terunik di antara 45 kebun raya yang ada di seluruh Indonesia.
"Ini menurut saya dikelola dengan sangat baik. Tidak semua pemda berhasil mengelola secara konsisten, kami akan terus siap untuk membina Kebun Raya Mangrove ini, selamat untuk warga Surabaya, kita ikut bangga," kata Laksana.
Ia menyebutkan koleksi Kebun Raya memiliki 57 jenis, yang diregistrasi secara resmi 17 spesies. Diamanatkan Perpres, Handoko menyatakan, bahwa kebun raya menjadi pusat pelestarian tanaman mangrove di luar habitat aslinya dan konservasi berbagai biodiversitas atau keanekaragaman hayati.
"Jadi kebun raya ini merupakan satu-satunya, kalau bisa dibilang tools kita untuk menjaga biodiversitas. Karena Indonesia pemilik biodiversitas terbesar dunia, darat dan laut. Kalau darat nomor dua setelah Brasil," sebutnya.
Ia melanjutkan, BRIN tidak hanya sekadar melakukan konservasi. Namun saat ini pihaknya juga sudah menyiapkan untuk bagaimana memanfaatkan biodiversitas itu menjadi obat, pangan melalui teknologi canggih.
"Itu yang sudah kami siapkan menjadi sentra pusat-pusat penelitian bagaimana kita bisa memanfaatkan biodiversitas, termasuk nanti dengan segala macam biota flora fauna di dalamnya," tuturnya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan juga terdapat mikroba yang dapat menjadi obat cancer. Pasalnya, kata dia, tim riset BRIN sebelumnya juga pernah menemukan mikroba di teluk Jakarta.
Sementara itu, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan bahwa membuat kebun raya dibutuhkan standart yang tinggi. Negara punya kewajiban menjaga keanekaragaman hayati, “Menjaga kelestarian plasma nutfah itu sangat luar biasa. Untuk mendidik anak-anak generasi akan datang,” tegas Megawati.
Bu Mega menyadari pengelolaan kebun raya operasional pemeliharaannya sangat tinggi. Karena itu, ia menyatakan apabila ada pihak yang merasa berat dalam mengelola kebun raya, dirinya tergerak membantu.
“Kami minta teman-teman gotong royong. Untuk mangrove, sudah terkumpul Rp 2 miliar, untuk menambah koleksi spesies baru (spesies mangrove di Indonesia 89 jenis pohon) jadi, ini baru separuhnya,” pungkas Megawati.
Sebagai diketahui, hadir dalam acara itu, antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (fred).