JATIMPOS.CO//SURABAYA – Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar Festival Yosakoi di Jl. Tunjungan Surabaya, pada Sabtu sore (20/7/2019). Biasanya festival ini diselenggarakan di Balai Kota, namun baru kali ini diselenggarakan di Jl. Tunjungan.

“Tahun ini kita adakan di Jl. Tunjungan, agar semakin banyak masyarakat bisa ikut melihatnya,” kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pada pembukaan kegiatan itu.

Pembukaan Yosakoi festival ditandai dengan dibunyikannya narukho yakni alat bunyi-bunyian tradisional asal Jepang oleh Wali kota Surabaya Tri Rismaharini dan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Mr. Masaki Tani.

Kemudian diikuti gebyar tari remo dari 100 orang penari gabungan berbagai sanggar tari se Surabaya. Gebyar tari remo ini merupakan awal dari rangkaian acara yang akan berlangsung hingga Selasa (23/7).

Festival ini diselenggarakan atas semangat perpaduan dua budaya kerjasama sister city antara kota Surabaya dan kota Kochi Jepang dalam bidang kebudayaan, memperkenalkan budaya tradisional kedua negara kepada generasi muda sekaligus menumbuhkan kecintaan kepada budaya local daerah.

Menurut Tri Rismaharini, bahwa Surabaya memiliki hubungan kerjasama sister city dengan kota Kochi di Jepang. Kota Kochi mempunyai tarian tradisional yang disebut Yosakoi.

Persamaan tari Yosakoi dan tari Remo adalah sama-sama menggunakan alat, jika tari Remo dengan alat klintingan di kaki para penari, sedangkan Yosakoi dengan alat narukho.

“Tarian inilah yang rutin dilombakan setiap tahunnya di Surabaya. Pertama kali diadakan di Surabaya pada tahun 2003, penyelenggaraan festival kali ini telah memasuki tahun yang ke-17,” kata Risma.

 Flashmob tari massal Yosakoi Kategori anak-anak.

Sementara itu, Konsul Jenderal Jepang Mr. Masaki Tani menyampaikan harapannya agar melalui festival Yosakoi yang rutin diselenggarakan, kerjasama kedua kota yang ditingkatkan. “Kami harap festival ini dapat meningkatkan kerjasama yang lebih luas lagi”, kata Mr. Masaki.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Antiek Sugiharti mengatakan bahwa pada festival kali ini ada konsep yang berbeda yakni untuk pertama kalinya festival Yosakoi dipindahkan ke Jl. Tunjungan.

“Supaya anak-anak yang menonton festival ini bisa belajar makna dari bekerjasama, antar kota, atau antar daerah, bahkan juga dengan negara asing. Karena kalau yang selama ini di Balai Kota, itu akses untuk masuk berbeda. Kalau di Jl. Tunjungan seluruh masyarakat bisa mendekat dan menikmati seluruh rangkaian acara,” ungkap Antiek.

Selain rangkaian acara lomba tari Yosakoi yang diikuti 13 sanggar tari untuk kategori anak-anak dan 13 sanggar tari kategori dewasa, juga akan diadakan serangkaian acara serupa yang diikuti delegasi dari 14 negara yang menampilkan tarian dan kebudayaan mereka di sepanjang Jl. Tunjungan. Kegiatannya pada hari Minggu (21/7) mulai pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB. (fred)