JATIMPOS.CO//SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya menerima Kunjungan Kerja dari Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam rangka belajar pengelolaan sampah. Sebanyak 25 orang anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta beserta KadisLingkungan Hidup DKI Jakarta diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Ruang Sidang Wali Kota Senin, (29/07/2019).

Pemkot Surabaya menerapkan Perda Nomor 01 Tahun 2019, Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Surabaya, Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya. “Jadi sesuai dengan Perda kami, saya membentuk tim khusus sebagai payung hukum,” kata Wali Kota Risma saat memulai paparannya.

Masalah Sampah bisa menjadi darurat jika tidak ditangani secara benar, Surabaya yang penduduknya terus bertambah ternyata sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) bisa turun, ini dikarenakan adanya keterlibatan warga yang ikut mendaur ulang sampah di wilayah masing-masing. “Sebelum daur ulang, sampah yang dikirim ke TPA sebanyak 20 container per hari, setelah daur ulang, sampahnya hanya 3 container dalam sebulan, warga juga mendapatkan penghasilan tambahan yang sangat besar, mereka bisa menerima sekitar Rp.70 juta per bulan dari hasil olahan sampah, kata Risma.

Pemkot Surabaya juga membuat rumah Kompos. Sebanyak 28 rumah kompos tersebar di berbagai wilayah. Tujuannya untuk memperbaiki struktur tanah supaya dapat menyerap air. “Jadi kompos mampu mengurangi permasalahan penyerapan air, pupuk yang dihasilkan juga untuk merawat tanaman di ratusan taman di seluruh kota, juga dapat menghasilkan listrik 2-6 kilowatt yang saya gunakan untuk lampu taman,” terangnya.

Di sisi lain, Wali Kota Risma juga melakukan penghematan biaya operasional (ongkos bbm truk sampah). “TPS dan daur ulang serta rumah kompos sengaja dibuat dekat dengan perumahan, karena kalau jaraknya pendek maka akan mengurangi biaya angkut, kami akhirnya bisa menghemat 50 persen ongkos bbm truk sampah,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta, Bestari Barus mengatakan, bahwa banyak hal yang patut ditiru dari teknologi pengelolaan sampah di Surabaya. Lewat tangan dingin Ibu Risma, Surabaya mampu mengelolah dengan efisien serta menciptakan lapangan kerja. "Saya kira sangat brilian mengelola persoalan sampah dengan keterbatasan anggaran, juga kemudian menciptakan taman hutan kota yangindah. " jelasnya. (fred)