JATIMPOS.CO/SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menargetkan Kota Pahlawan  dapat menjadi pioneer dalam menghadirkan teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai tulang punggung dalam mewujudkan sebuah kota ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Pusat untuk mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060.

Sebagai langkah awal dan percontohan, EBT berupa panel solar cell dengan kapasitas 2000 wp, mulai dipasang di atap Balai Kota Surabaya, Kamis (20/1/2022). Menariknya, teknologi Solar Cell Minus Baterai (sistem on grid) ini, merupakan hasil karya arek-arek Suroboyo di bawah bimbingan langsung Rektor Universitas Surabaya (UBAYA).

Wali Kota Eri menyatakan akan berkolaborasi penuh dengan perguruan-perguruan tinggi dalam upaya mengembangkan teknologi terbaru tersebut.

“Ketika karya talenta muda di kota Pahlawan berhasil menciptakan teknologi yang terbarukan, maka akan terwujudlah Surabaya menjadi pioneer sebagai kota yang ramah lingkungan," jelasnya seraya berharap akan lebih banyak lagi entrepreneur muda yang bisa menciptakan dan menjual teknologi tersebut (EBT).

"Ini nantinya juga akan membuka lapangan pekerjaan baru dan ini sudah dibuktikan dan dipasang. Di bawah juga ada alat yang memantau berapa pembayaran listrik sebelum dan sesudah ketika berintegrasi dan kolaborasi dengan solar tadi," kata Wali Kota Eri di Balai Kota Surabaya, Kamis (20/2/2022).

Dengan demikian, dia juga berharap, ke depan seluruh investasi di Surabaya ketika membangun perumahan atau gedung bertingkat, juga memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Salah satunya yakni, bisa menghemat listrik, menghemat air, serta mengurangi penggunaan lampu dengan model kaca. "Inilah (teknologi EBT) yang akan kita persiapkan dan kita wujudkan di Surabaya," katanya.

Untuk mendukung langkah tersebut, Wali Kota Eri menyatakan, bahwa pihaknya juga melakukan kolaborasi dengan UBAYA dalam memberikan pelatihan-pelatihan keahlian soft skill. Upaya ini dilakukan pula untuk memantik jiwa-jiwa berwirausaha anak-anak muda Surabaya.

"Karena sebenarnya kita ini punya orang-orang hebat. Semua teknologi ada yang dimanfaatkan untuk kebangkitan yang luar biasa, yang sampai hari ini belum kita kolaborasikan, begitu modul teknologi ini sudah bisa diproduksi massal, maka nanti yang bekerja adalah Arek-arek Suroboyo yang langsung akan di bawah bimbingannya beliaunya (Rektor Ubaya)," ungkap dia.

Di tempat yang sama, Rektor Universitas Surabaya (UBAYA), Benny Lianto menerangkan, panel solar cell yang dikembangkan ini merupakan jenis teknologi yang terbaru. Sebab, panel tersebut tidak menggunakan sistem minus baterai atau on grid sistem. "Jadi langsung ke sistem instalasi PLN. Sehingga menjadi lebih awet dan tidak membutuhkan biaya perawatan yang terlalu tinggi," kata Benny.

Benny pun menyatakan sepakat dengan gagasan Wali Kota Eri yang mentargetkan ke depan, Surabaya menjadi kota terdepan dalam hal teknologi ramah lingkungan. Menurut dia, untuk saat ini memang masyarakat lebih banyak berbicara tentang teknologi digital. Namun ke depan, dia meyakini, transformasi teknologi itu akan bergerak ke arah energi baru terbarukan.

"Inisiatif yang dilakukan Pemkot Surabaya merupakan langkah baru. Sebuah pioneer untuk mencanangkan Kota Surabaya ini sebagai kota yang ramah lingkungan," jelasnya.  

Gagasan Wali Kota Eri Cahyadi ini ke depan akan menjadi sebuah lompatan teknologi, terobosan yang besar. Jika di masa sekarang orang masih bicara digital teknologi, maka nantinya energi baru terbarukan kelak akan menjadi sesuatu yang besar bagi Surabaya, dan bagi Indonesia. (fred)