JATIMPOS.CO/KABUPATEN BLITAR – Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi belum reda. Karena itu pemberian vaksin pada ternak sapi menyasar sampai ke desa-desa. Salah satunya di Desa Jiwut Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Jawa Timur.
Kepala Desa Jiwut, Yanwar mengatakan, penanganan PMK pada ternak sapi harus disikapi dengan sinergitas dan kolaborasi antara masyarakat peternak dan stakeholder setempat.
“Pentingnya edukasi kepada para peternak sehingga ketika terjadi penyebaran virus PMK, para peternak tidak panik,” kata Yanwar kepada jatimpos.co, Rabu (27/7/2022).
Karena itu kepada warganya yang mempunyai hewan ternak selalu ia minta agar tetap tenang, dan petugas selalu tanggap serta siaga memberikan obat secara Cuma-cuma alias gratis.
Yanwar menyebutkan, selama ini ada sekitar 18 ekor sapi di desanya yang terjangkit PMK dan akhirnya mati. Untuk itu ia berharap agar Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar bisa secapatnya melakukan pencegahan dengan mengobati hewan ternak terindikasi PMK.
Menurut Yanwar, saat ini ada obat yang diberikan untuk ternak sapi yang terjangkit PMK. Obat tersebut diperoleh dari Bandung, Jawa Barat. Pengobatan itu diberikan secara gratis.
Sementara itu, drh Uliva menjelaskan, penyakit yang ditemukan pada ternak sapi ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh lalat.
"Supaya tidak ada yang mati kami hanya membantu tenaga dan penanganannya semaksimal mungkin, disuntik juga diobati," kata drh Uliva.
Nasib pillu dialami seorang pemilik sapi di Ngrobyong, sapi jantan miliknya mati setelah terserang PMK. Pemilik sapi itu pun tak bisa berbuat banyak melihat sapinya mati di kandangnya.
Konon sapi tersebut terserang PMK sekitar tiga minggu sebelum akhirnya mati, dan dikubur dekat kandangnya. (met)