JATIMPOS.CO/SUMENEP - Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapat atensi dari berbagai pihak terutama dari para wakil rakyat setempat.

Para wakil rakyat meminta agar eksekutif serius menangani angka kemiskinan yang semakin meningkat. Karena dengan tingginya angka kemiskinan akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat Sumenep.

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Sumenep, Darul Hasyim Fath menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Sumenep cukup serius. Mengingat selama kurun waktu lima tahun angka kemiskinan masih alami peningkatan, meskipun sempat turun tetapi setahun setelahnya naik kembali.

“Persoalan kemiskinan ini jangan dianggap sederhana. Perlu adanya upaya dari pemerintah untuk menekan agar angka kemiskinan bisa teratasi,” kata Darul Hasyim Fath, Rabu (8/2/2023).

Menurutnya, fluktuasi angka kemiskinan memiliki kompleksitas persoalan dalam kehidupan warga. Dengan demikian pemerintah daerah diharapkan mampu melakukan proteksi sedini mungkin.

"Apa penyebab dari terjadinya kemiskinan di tingkat kekuarga, itu yang mestinya dicari," imbuhnya.

Meski demikian, politikus PDIP itu juga mengungkapkan pemerintah tidak hanya melakukan upaya tersebut saja, melainkan harus ada upaya baru dalam mengentaskan garis kemiskinan di bumi kota keris.

“Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah perlu mendorong meningkatkan kualitas pendidikan, dukungan atas pertumbuhan ekonomi mikro hingga industri kecil di pedesaan,” terangnya.

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, sejak tahun 2018 hingga 2022 angka kemiskinan di Sumenep terus mengalami peningkatan. Meski ada penurunan pada tahun 2019 dan 2022, persentase penduduk miskin hanya berkurang sekian persen, sangat kecil dari angka di tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018, jumlah penduduk miskin di Sumenep mencapai 218,60 ribu jiwa atau 20,16 persen dari total jumlah penduduk. Jumlah tersebut menurun di tahun 2019 menjadi 211,88 ribu jiwa atau 19,48 persen.

Namun pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin di Sumenep kembali naik menjadi 220,23 ribu jiwa atau 20,18 persen. Kemudian pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin Sumenep terus naik hingga menjadi 224,73 ribu jiwa atau 20,51 persen.

Terakhir, pada 16 Desember 2022, jumlah penduduk miskin Sumenep turun menjadi 206,20 ribu jiwa atau 18,76 persen dari total jumlah penduduk. Jumlah itu menurun 18,53 ribu jiwa atau 1,75 persen dibandingkan kondisi penduduk miskin di bulan Maret 2021. (Adv/dam)