JATIMPOS.CO/SURABAYA – Pemajuan kebudayaan di Jawa Timur dinilai masih menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kelangkaan elemen penting dalam kesenian tradisional, kondisi cagar budaya yang membutuhkan revitalisasi, hingga kesenjangan antara budaya lokal dan budaya populer di kalangan generasi muda.

“Permasalahan pemajuan kebudayaan yang perlu mendapatkan perhatian adalah ancaman punahnya bulu merak yang digunakan dalam kesenian Reog ponorogo, beberapa cagar budaya yang perlu di revitalisasi, dan tantangan terhadap kesenjangan antara budaya lokal dan buaya popular dikalangan generasi saat ini,” ujar juru bicara Komisi E dari Fraksi PDI Perjuangan, Indriani Yulia Mariska, dalam rapat paripurna DPRD Jawa Timur, Senin (26/5).

Menurut Indriani, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan sektor kebudayaan, khususnya dalam hal penataan ulang fungsi kebudayaan dan penguatan budaya lokal.

Ia mencatat bahwa pelibatan seniman dari berbagai daerah di Jawa Timur merupakan langkah positif dalam pemberdayaan komunitas seni.

“Pelibatan seniman dari kabupaten/kota telah menjadi wujud pemberdayaan yang positif, meski secara nominal, dukungan anggaran kepada seniman masih terbatas,” ujarnya.

Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, Indriani mendorong adanya penguatan kegiatan kepemudaan yang berfokus pada kebudayaan lokal serta peningkatan kapasitas generasi muda.

“Hal ini tentunya perlu penguatan kegiatan-kegiatan kepemudaan yang mengangkat kebudayaan lokal, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta perlunya gerakan yang sistemik,” tegasnya.

Ia juga menilai bahwa program kepemudaan saat ini masih cenderung bersifat seremonial dan belum menyentuh isu-isu strategis.

“Program kepemudaan pun seringkala masih cenderung bersifat event-based dan belum menyentuh substantif kearah pengembangan isu kreativitas, kewirausahaan sosial, literasi budaya, dan penguatan identitas lokal,” ujar politisi PDIP tersebut.(zen)