JATIMPOS.CO/SURABAYA – Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi NasDem, Khusnul Arif, menegaskan pentingnya mempercepat operasional Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di Kediri guna mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini disampaikannya usai menghadiri Sosialisasi dan Penandatanganan MoU antara SPPG dengan lembaga penerima manfaat di Pendopo Kecamatan Gurah, Rabu (27/8/2025).
Khusnul menjelaskan, jumlah SPPG di Kediri saat ini masih terbatas dan belum sebanding dengan kebutuhan di lapangan.
“Informasi yang saya terima, di Kediri masih ada sekitar 25 SPPG yang beroperasi. Padahal dengan jumlah penduduk 1,6 juta di kabupaten dan lebih dari 300 ribu di kota, untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah, ibu hamil, dan balita setidaknya dibutuhkan sekitar 125 SPPG,” ujarnya.
Sebagai anggota DPRD jatim, ia menyatakan komitmennya untuk mendorong optimalisasi pembentukan serta pengoperasian SPPG hingga target tersebut tercapai. Menurutnya, pencapaian 125 SPPG atau sesuai target Badan Gizi Nasional (BGN) tentu membutuhkan proses.
“Saya sangat mendorong optimalisasi. untuk menuju 125 atau target dari BGN tentunya ada proses. Mitra SPPG membutuhkan waktu untuk membangun dan melengkapi sarpras sesuai ketentuan BGN. Yang saya dengar, hampir semua kecamatan di kabupaten/kota Kediri kuotanya sudah penuh, ini berarti sudah banyak SPPG yang berproses,” imbuhnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Camat Gurah, Kapolsek, Danramil, serta para kepala sekolah, guru, dan perwakilan lembaga penerima manfaat.
Tercatat dua SPPG menandatangani MoU, yakni SPPG Wonojoyo dengan 27 lembaga penerima manfaat, serta SPPG Gabru dengan 24 penerima manfaat.
Khusnul menjelaskan, kedua SPPG tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada minggu pertama September.
“Di Kecamatan Gurah saat ini belum ada yang beroperasi. Insyaallah awal September nanti dua SPPG itu mulai berjalan,” jelasnya.
Ia menambahkan, program MBG diharapkan mampu memperbaiki status gizi anak-anak sekaligus menekan angka stunting.
“Harapan saya, melalui program ini kita bisa mencapai perbaikan signifikan dalam status gizi anak-anak di Jawa Timur. Anak-anak yang bergizi baik akan lebih termotivasi belajar dan prestasi akademiknya meningkat,” ujarnya.
“Keberhasilan program ini tentu memerlukan kerja sama semua pihak—pemerintah, masyarakat, hingga swasta,” pungkasnya. (zen)