JATIMPOS.CO/JAKARTA – PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk (SBI) melaporkan kinerja keuangan periode kuartal ke tiga tahun 2023 dengan ringkasan perbandingan sebagai berikut:
Hingga kuartal tiga tahun 2023, SBI membukukan pendapatan sebesar Rp 8,96 triliun. Meski menghadapi tantangan dari ketatnya persaingan pasar serta peningkatan biaya produksi dan biaya distribusi yang terdampak oleh kenaikan biaya bahan bakar, SBI tetap mampu menjaga kinerja positif dengan mencatatkan laba bersih Rp 553 miliar.
Capaian ini juga diperoleh dari kontribusi penurunan biaya keuangan, program-program inovasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan di berbagai lini, serta pemanfaatan bahan baku dan bahan bakar alternatif yang akan terus berkelanjutan untuk mengantisipasi tantangan biaya energi dan bahan baku saat ini.
Realisasi pembangunan infrastruktur dan Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama di Pulau Jawa berkontribusi pada lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat, di mana volume penjualan beton siap pakai meningkat sebesar 3% dan agregat naik 2% dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Di sisa tahun 2023 ini diharapkan pembangunan infrastruktur termasuk PSN terus berjalan dengan lancar meskipun industri dan pasar sedang berhadapan dengan tahun politik.
Menanggapi hasil kinerja pada kuartal ketiga tahun 2023, Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo menyatakan bahwa Perusahaan tetap optimis dalam mencapai pertumbuhan kinerja perusahaan yang solid. Selain itu, sinergi dengan SIG sebagai induk perusahaan turut membantu Perusahaan dalam pengelolaan pasar dan harga yang berdampak langsung pada peningkatan kinerja.
“Kami optimis mencapai target kinerja seiring perkembangan pasar. SBI terus memperkuat sinergi dengan SIG selaku induk usaha serta kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC), memastikan operasional yang efisien, memberikan nilai tambah dan meningkatkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan”, ujar Lilik Unggul Raharjo.
Memperkuat Komitmen Keberlanjutan Melalui Dekarbonisasi
Komitmen menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan yang menjadi competitive advantage Perusahaan, menjadikan SBI terus dipercaya berbagai pihak termasuk pemerintah daerah untuk berkontribusi dalam pembangunan kota berkelanjutan, salah satunya melalui pemanfaatan sampah kota menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF). SBI telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Kabupaten Banyumas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kabupaten Temanggung, dan pengelola sampah di Bali untuk kerja sama pemanfaatan RDF dari daerah-daerah tersebut.
Hingga kuartal tiga ini, sebanyak 1,25 juta ton sampah dan limbah terolah telah dimanfaatkan menjadi bahan bakar dan material alternatif untuk proses produksi di seluruh pabrik semen yang dioperasikan oleh SBI. Hal ini berkontribusi pada penurunan emisi CO2 per ton semen ekuivalen sebesar 14% (baseline 2010) menjadi sebesar 587 kg CO2/ton semen ekuivalen, yang tercapai salah satunya melalui peningkatan substitusi energi panas dari bahan bakar fosil ke bahan bakar alternatif sebesar 12%.
Selain itu, SBI juga terus mendorong produksi semen rendah karbon, pilot project Hydrogen Rich Gases Injection ke dalam zona pembakaran, serta automasi dan digitalisasi dalam proses produksi untuk mendorong dekarbonisasi dalam operasional.
Upaya-upaya SBI berkontribusi dalam penurunan emisi CO2, juga terwujud melalui inovasi-inovasi yang menghadirkan produk-produk ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih rendah.
Pada awal 2023, SBI bersama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (“EMITS”) telah menandatangani kontrak untuk pengembangan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas hingga 7 MWp yang akan dioperasikan di Pabrik Tuban dan diharapkan dapat beroperasi tahun depan.
Selain penggunaan bahan bakar, energi dan material alternatif untuk upaya dekarbonisasi, SBI juga bermitra dengan Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada dalam uji coba pengembangan dan budidaya mikroalga di Pabrik Cilacap sebagai inovasi penyerapan emisi CO2 dengan menggunakan biomassa dari mikroalga. Inovasi ini adalah salah satu upaya untuk penyerapan emisi karbon di lingkungan operasional pabrik. (lis)