JATIMPOS.CO/JEMBER - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sebagai organisasi kelompok pengusaha muda, mempunyai keinginan memiliki sosok pemimpin yang pro terhadap pelaku usaha muda.

Pasalnya dengan adanya sosok pemimpin daerah atau nasional yang pro pengusaha, dinilai akan mendukung perkembangan ekonomi dan iklim usaha di suatu wilayah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua HIPMI Restu Prayogi dalam acara Diklat dan Rakercab BPC HIPMI Jember yang digelar di Edelweiss Ballroom Cempaka Hotel Jember, Sabtu (13/1/2024).

"Kami (HIPMI) punya prinsip, bahwa bangkit bersama, berdaya bersama dengan semangat kolaborasi. Dari prinsip itu, kami membutuhkan (dukungan) stakeholder-stakeholder untuk bersama dengan kami membangun perekonomian dan juga UMKM," kata Ketua BPC HIPMI Jember Restu Prayogi.

Yogi sapaan akrab ketua HIPMI mengakui, saat ini dengan berjalannya progres kerja dari kelompok organisasi pengusaha muda yang dipimpinnya. Sosok pemimpin yang ada, dinilai kurang mendukung.

"Intinya kami menginginkan adanya pemimpin yang pro dan berpihak pada kami sebagai pengusaha muda," katanya.

Upaya untuk berkolaborasi dengan stakeholder terkait, khususnya di Jember, katanya sudah dilakukan. Salah satunya melakukan pertemuan dan silaturrahmi dengan Bupati Jember di Pendapa Wahyawibawagraha beberapa waktu lalu. Bahkan juga dengan pihak legislatif, yakni DPRD Jember.

Dengan latar belakang kelompok organisasi pengusaha muda. Sosok yang paling tepat sejalan dengan harapannya untuk diajak berkolaborasi. Adalah pemimpin yang muda, karena dinilai memiliki pola pikir inovatif dan kreatif.

"Ya intinya, kalau bisa juga tokoh yang muda. UMKM ini mampu menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja. Tentunya itu juga berimbas di Jember dan angkanya tidak jauh beda. Ini bisa disupport oleh berbagai pihak, terutama pemangku wilayah. Tentunya, HIPMI akan tetap melakukan pembangunan dalam bentuk kaderisasi terhadap pengusaha muda,” tandasnya.

Senada dengan Yogi, Pengurus BPD HIPMI Jatim Abdus Salam juga membenarkan tentang pentingnya pemangku wilayah dapat berkoordinasi dan berkolabirasi dengan pelaku usaha khususnya pengusaha muda.

"Bagaimana iklim investasi yang ada, ini sangat diperlukan. Agar kepastian pengusaha-pengusaha yang ada di Jember, baik yang start up maupun skill up, itu sangat dibutuhkan. Karena HIPMI organisasi yang terbilang fight, yang butuh pendampingan dari stakeholder terkait. Investasi di Jember yang jelas sangat terganggu, ketika regulasi yang ada masih menjadi momok bagi kita semua. Ketika itu tidak dipermudah, kita tidak ada kepastian bagaimana kita melakukan investasi," tutupnya. (ari)