JATIMPOS.CO/TUBAN – Bank Negara Indonesia (BNI) bekerjasama dengan startup HARA yang bergerak di bidang pertukaran data (data exchange) berbasis blockchain meluncurkan program mencetak 1000 Agripreneur menyongsong pertanian 4.0. Bertempat di Pendopo Krido Manunggal Tuban penandatanganan kerjasama disaksikan Bupati Tuban, SEVP Jaringan BNI, dan Staf Ahli Kemenko Perekonomian RI, Selasa kemarin (15/10/2019).
Dalam acara ini juga dihadiri pejabat BNI Cabang Surabaya dan Tuban, Kepala Diskoperindag, dan Kepala Dispertan, dan diikuti 1000 pemilik kios/agripreneur se-Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.
Bupati Tuban Fathul Huda berterima kasih atas penyelenggaraan kegiatan pengembangan bidang wirausaha di sektor pertanian. Diyakininya ini menjadi langkah untuk meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani dan agripreneur.
“Jumlah petani mencapai 70 persen dari total penduduk di Kabupaten Tuban. Kontribusi sektor pertanian mencapai 21 persen untuk PDRB kabupaten Tuban,” ungkapnya.
Potensi pertanian, lanjut Huda, sangat bagus. Hasil padi surplus hingga 50 persen yang mampu menghasilkan beras premium. Sedangkan total produksi jagung 600 ribu ton per tahun. Karenanya, pengembangan usaha bidang pertanian di Tuban juga potensial.
Menunjang hal itu, perlu dukungan SDM kompeten dan berjiwa entrepreneurship. Di samping itu, perlu ditanamkan mental wirausaha untuk masyarakat dan generasi muda.
“Saya harap pasca pelatihan melahirkan wirausaha handal dan terus berlanjut hingga ke generasi selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman, Raden Edi Priyo Pambudi mengungkapkan kolaborasi kemajuan teknologi dengan pertanian akan mampu menarik kembali minat generasi muda untuk berkecimpung di sektor pertanian. Teknologi bukan sekadar untuk menikmati informasi tapi juga menciptakan mengembangkan bisnis melalui penciptaan lapangan kerja baru.
“Kita akan menciptakan petani pengusaha yang unggul dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi,” jelasnya.
Senior Executive Vice President Jaringan BNI, Ronny Venir menjelaskan BNI ikut bertanggung jawab pada program pembangunan negara Indonesia. Melalui program pelatihan dan kemitraan dan pendanaan, petani dapat meningkatkan produksinya dan naik kelas. Mampu menciptakan ekosistem perekomian yang lebih efisien.
Ronny Venir menyebutkan BNI telah menyalurkan kredit usaha mencapai 3,2 triliun untuk 107 ribu petani seluruh Indonesia. Per September 2019, BNI telah menyalurkan KUR Tani sebesar 116 miliar untuk 12 ribu petani di Kabupaten Tuban. Kabupaten Tuban juga dinilai paling berhasil dalam hal penyaluran KUR Tani dan pengembangan pertanian.
Lebih lanjut, BNI menggandeng HARA untuk memberikan pendampingan terkait pengelolaan pertanian secara digital. Diharapkan petani dapat terus mengembangankan potensinya hingga masuk ke segmen komersial maupun coorporate.
“Bukan hanya petani pekerja, tapi menjadi pengusaha,” ujarnya.
Sedangkan Direktur startup HARA, Regi Wahyu menerangkan kegiatan ini menjadi upaya untuk mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi 4.0, juga sebagai langkah untuk meningkatkan omzet dari pemilik kios tani.
“Kedepannya, agripreneur akan mendapat pelatihan mengenai pencatatan digital, pembinaan dan pembangunan SDM bermental daya juang yang tinggi,” kata Regi Wahyu.
Pada kesempatan ini, diserahkan KUR dan Program Kemitraan Bina Lingkungan kepada sejumlah agripreneur Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. (min)