JATIMPOS.CO//MEDAN- Tahun ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia menunjuk Jawa Timur menjadi tutor bagi provinsi lain di Indonesia yang menjadi produsen sapi potong untuk dilatih pengembangan inseminasi yang baik sebagaimana yang dilakukan Jatim melalui Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari yang merupakan BLU UPT Kementerian Pertanian RI di Jawa Timur.
Karena itu, Khofifah mengatakan, potensi untuk pengembangan inseminasi buatan di Sumut juga bisa dikembangkan bersama BBIB Singosari Jawa Timur baik melalui pelatihan petugas inseminasi buatan dan pemeriksa kebuntingan maupun semen bekunya.
Kerjasama hubungan dagang antara Provinsi Jawa Timur (Jatim) dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tengah disisir untuk coba dipererat dan diperkuat oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Sumut, Jumat - Sabtu (27-18 Desember 2019) Khofifah bertemu langsung dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajeksha guna mematangkan rencana penguatan hubungan dagang antara Jatim dengan Sumut.
“Potensi hubungan dagang antara Jatim dengan Sumut saat ini sangat besar. Banyak komoditas dari Jawa Timur yang bisa dikirim ke Sumut guna memasok kebutuhan masyarakat provinsi Sumut yang berpenduduk sekitar 15 juta orang,” kata Khofifah.
Begitu juga sebaliknya. Ada banyak komoditas dari Sumut yang bisa masuk ke Jatim. Sehingga perlu adanya hubungan dagang yang erat antar kedua provinsi.
"Saat ini Sumut masih impor daging dari Australia. Maka Jatim menawarkan kerjasama training untuk petugas inseminasi buatan dan pemeriksa kebuntingan melalui Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari agar budidaya sapi bisa dikuatkan di Sumut sehingga bisa menuju swa sembada daging," kata Khofifah.
Sebagaimana diketahui keberhasilan Jawa Timur dalam mengembangkan inseminasi buatan sudah teruji skala nasional.
"Selain itu, Sumut ini punya lahan sawit sangat besar, di sisi lain Jatim punya dolomit yang cukup besar. Nah ini kan ketemu benang merahnya," ucap Khofifah bersemangat. Pasalnya pupuk dolomit akan sangat berguna untuk menyuburkan lahan pertanian kelapa sawit.
Juga jika dilihat dari necara perdagangan antara Sumut dengan Jawa Timur, sejauh ini hubungan dagang antar kedua daerah sebenarnya sudah terjalin produktif. Ke depannya diharapkan lebih besar skalanya.
Di antaranya, untuk komoditas yang dikirim keluar Jawa Timur dan masuk ke Sumut seperti bawang merah, garam, bola lampu, buah mangga, material, mie soun, semen bulk, pupuk, steel plates, dan juga telur ayam.
Sedangkan komoditas yang masuk ke Jawa Timur dan dikirim dari Sumut seperti batu bara, cetakan, konveksi, hasil laut, hewan, crude palm oil, semen dan lain-lain.
"Koordinasi yang kami lakukan dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut alhamdulillah berjalan baik. Intinya kami terus menyisir bagaimana potensi perdagangan dalam negeri bisa maksimal tergarap. Total penduduk Indonesia saat ini mencapai 268 juta orang, artinya ini potensi pasar yang besar bagi perdagangan dalam negeri yang harus kita garap lebih konkrit," tegas Khofifah.
Dari hasil koordinasi yang dilakukan, rencananya di awal tahun 2020 mendatang, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Musa Rajeksha akan berkunjung ke Jawa Timur menindaklanjuti peluang kerjasama perdagangan kedua propinsi.
Selanjutnya juga direncanakan pertemuan teknis Tim Dagang dari Jawa Timur dan Sumut untuk persiapan misi dagang awal tahun 2020 untuk menindaklanjuti dan memaksimalkan hubungan dagang antara Jatim dengan Sumut. (hms)