JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Proyek pembangunan gedung laboratorium dan perpustakaan MAN 1 Lamongan tahun 2023 senilai Rp 5.239.778.675,87 molor dari jadwal yang telah ditetapkan. Proyek seharusnya rampung pada tanggal (15/10) lalu, namun hingga kini proyek tersebut belum juga selesai.

Molornya proyek pembangunan gedung laboratorium dan perpustakaan yang sumber dananya dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun 2023 ini, diduga karena ada potongan fee yang sangat fantastis, yakni sebesar 50 persen dari nilai kontrak.

Berdasarkan sumber yang didapatkan menyebutkan, proyek pembangunan gedung laboratorium dan perpustakaan MAN I Lamongan dengan nilai kontrak Rp5.239.778.675,87, akan ada potongannya kurang lebih 50 persen dari besaran jumlah nilai kontrak.

Ia mengatakan, awalnya itu ada utusan orang pusat warga Sidoarjo yang menawarkan proyek pembangunan gedung MAN I Lamongan kepada rekannya yakni warga Lamongan.

"Dalam pembicaraan awal melalui telepon antara warga Lamongan dengan warga Sidoarjo tersebut diminta mencari kontraktor besar di Lamongan, dan berharap mau mengerjakan proyek tersebut," ujar dia.

Menurutnya, setelah dapat calon kontraktor yang mau mengerjakan proyek itu, akhirnya mereka membuat sebuah kesepakatan awal untuk agenda pertemuan di lokasi tengah - tengah antara Lamongan - Sidoarjo.

"Lalu dipilih daerah Bangil, selanjutnya mereka bertiga bertemu di daerah Bangil untuk membicarakan proyek itu. Isi pembicaraanya secara garis besar disampaikan, bahwa proyek dengan nilai kontrak Rp. 5.239.778.675,87, akan ada potongan fee kurang lebih 50 persen," ucapnya.

Setelah dihitung nilai kontrak untuk mengerjakan pembangunan laboratorium dan perpustakaan tersebut berdasarkan perhitungan RAB nya, kontraktor tersebut tidak berani mengerjakan karena jumlah besar nilai kontrak dan RAB nya sangat tidak berimbang dan pekerjaan ini terlalu berisiko takutnya saat audit ada temuan.

"Proyek itu akhirnya tidak jadi diambil, pertemuan tersebut tidak ada kata sepakat alias gagal, akhirnya kontraktor tersebut mengajak pulang bersama sama, karena pertemuan gagal, " ungkap sumber tersebut.

Selang beberapa bulan kemudian, lanjut sumber itu, ia terkejut mengetahui bahwa proyek pembangunan tersebut sudah dimulai dan dikerjakan pada bulan Mei 2023.

"Sangat berani sekali mengerjakan proyek itu, padahal potongannya 50 persen dari nilai kontrak, apa tidak berbahaya," ucap sumber menirukan perkataan kontraktor.

Sementara itu, Kepala Kemenag Lamongan H Syamsuri mengatakan, perihal dugaan adanya potongan fee 50 persen dari nilai anggaran proyek pembangunan gedung laboratorium dan perpustakaan MAN 1 Lamongan pihaknya mengaku tidak mengetahui dan baru mendengar adanya informasi tersebut dari rekan media.

"Mohon maaf terkait adanya potongan, saya tidak tau dan baru ngerti informasi dari teman-teman media," kata Syamsuri saat ditemui di ruang kerjanya. Senin (23/10/2023).

Menurutnya, perihal pembangunan gedung tersebut Kemenag Lamongan hanya sebatas pengawasan bukan secara struktural di dalam proyek tersebut, karena lokasi pembangunan berada di Kabupaten Lamongan.

"Kita sebatas monitoring dan pengawas saja, jika progres pembangunan tidak sesuai kita lakukan teguran dan melaporkan ke Kanwil karena secara struktural proyek selaku Ketua Pengguna Anggaran (KPA) adalah Kakanwil," ujarnya.

Lebih lanjut Syamsuri menjelaskan, terkait awal mula pengadaan ataupun proses lelang proyek pembangunan gedung tersebut dirinya mengaku tidak mengerti karena dirinya ketika menjabat sebagai Kepala Kemenag Lamongan yang baru proses pembangunan gedung tersebut sudah dimulai.

Sementara terkait keterlambatan yang terjadi, pihaknya mengaku sudah melakukan peneguran dua kali kepada penyedia proyek untuk dilakukan pembangunan sesuai tahapan.

"Kami sudah melaksanakan sesuai prosedur seperti ketika kemarin terjadi progres minus pembangunan kita sudah melakukan peneguran sebanyak dua kali kepada penyedia proyek sebelum peneguran ketiga pemutusan proyek. Tapi informasi terakhir rencananya Rabu atau Kamis sudah selesai," ungkapnya.(bis).