JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa pasca Sarjana Institut Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Sabtu (8/10/2022).
Selain ratusan mahasiswa, kuliah umum juga diikuti Pergunu. Kuliah umum Mahfud MD, membahas tentang pentingnya keberadaan negara. Menurutnya, berdirinya negara Indonesia ini adalah atas berkat rahmat Allah SWT. Hal tersebut seperti di sebutkan dalam undang-undang dasar 1945 dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
“ Dengan demikian Indonesia ini lahir karena berkat Allah SWT, tidak mungkin negara ini lahir kalau Allah SWT tidak memberi tapi tidak mungkin juga negara Indonesia ini lahir kalau tidak diperjuangkan,“ ujarnya.
Lebih lanjut dia katakan, di sinilah akan terlihat benang merah antara perjuangan para ulama yang ikut mendirikan negara ini dengan kehidupan sekarang, di mana para santri itu harus menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan segala isinya karena ideologi yang mendasari Indonesia merdeka ini merupakan hasil ijtihad para ulama, dan para ulama sudah berjuang memerdekakan Indonesia.
“ Negara Indonesia merupakan hasil perjuangan para ulama bersama elemen-elemen bangsa yang lain termasuk santri, maka kita punya hari santri nasional 22 Oktober, serta tidak ada satu orang pun di dunia ini yang hidup di luar negara,” imbuhnya.
Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini juga menjelaskan melalui resolusi jihad Kyai Hasyim Asy'ari, santri berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan tapi apa yang terjadi sesudah Indonesia merdeka para santri itu tidak bisa masuk menjadi pegawai pemerintah, tidak bisa masuk menjadi tentara.
" Tidak bisa masuk, karena santri nggak punya ijazah padahal Belanda sudah membuat aturan yang mau duduk di kantor-kantor pemerintah itu harus punya ijazah dan itu ketika Indonesia merdeka kita tidak siap dengan aturan baru santri-santri itu tidak punya ijazah. Padahal sudah merebut Indonesia tidak bisa masuk ke jabatan - jabatan pemerintah. Akhirnya tahun 1951 melalui perjuangan menteri agama KH. Wahid Hasyim dan Menteri Pendidikan Bahder Johan, lulusan pesantren di setara kan dan diakui oleh Pemerintah, “ terangnya.
Sementara itu, beberapa orang Indonesia tokoh NU Pada tahun 1951 KH. Wahid Hasyim sebagai Menteri Agama bersama Menteri Pendidikan dari Masyumi Bahder Johan membuat keputusan bahwa ijazah madrasah yang ada di pesantren-pesantren diakui sama dengan sekolah umum, MI sama dengan SD Negeri, Tsanawiyah sama dengan SMP Negeri dan MA sama dengan SMA Negeri dan Al Jami'ah sama dengan universitas.
Ditempat yang sama, Pendiri IKHAC serta Ponpes Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Prof. Dr. KH Asep Saifudin Chalim MA, dalam sambutannya menceritakan awal pendirian Ponpes Amanatul Ummah hingga Institut Kyai Haji Abdul Chalim ( IKHAC).
” Tahun 2006 di saat itu sepi sekali daerah sini tidak dikunjungi orang karena dikenal daerah angker dan masih banyak begal kalau malam gelap gulita tetapi yang waktu itu saya mendirikan dengan jumlah murid 48, hari ini setelah keseluruhan ada sekitar kurang lebih 14 ribu santri, " terangnya.
Dikatakan Kyai Asep, setelah 11 tahun berdiri beberapa penghargaan pun berhasil diraih mulai tahun 2017. Yaitu, penghargaan sebagai the most favourite school in Indonesia. Kemudian tahun 2018 mendapatkan lagi penghargaan sebagai the best tutoring systems Indonesia yaitu sekolah yang sistem pembelajarannya paling baik di Indonesia.
“ Di tahun 2019 mendapatkan penghargaan mohon maaf sebagai Pondok Pesantren Modern inspiratif nomor satu di Indonesia dengan disebutkan kompetitornya, yaitu nomor satu Pondok Pesantren Gontor, kedua Darunnajah Jakarta dan yang ketiga dari Madura Pondok Al Aamien Prenduan Madura, penghargaan itu diberikan di Uinsa Surabaya disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, “ imbuhnya.
Orang tua Wabup Mojokerto ini juga menerangkan, Institut Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC) ini baru berdiri tahun 2015, ini sebagai bentuk lanjutan dari Madrasah unggulan Amanatul Ummah baik Aliyah yang ada.
” IKHAC ini baru berdiri tahun 2015. Jadi sekarang baru 7 tahun dan Insya Allah tahun 2022 sudah bertransformasi menjadi universitas dan kemudian sudah ada di prodi umum, “ pungkasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Amanatul Ummah pada kesempatan itu, mengucapkan rasa syukurnya atas kehadiran Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan kuliah umum di kampus IKHAC.
“ Suatu kebahagiaan bagi kita semua para mahasiswa bisa hadir secara langsung bertatap muka tidak hanya di depan televisi karena selama ini kita melihat Pak Mahfud di depan televisi dengan berbagai banyak kasus yang ada di Indonesia memang sedang viral Pak Mahfud ini, “ ucapnya.
Sementara itu, Gus Barra juga menerangkan, tamu, tokoh nasional dari deretan menteri RI, yang pernah mengunjungi Ponpes Amanatul Ummah maupun IKHAC Pacet Mojokerto.
“ Banyak para tokoh-tokoh yang hadir di pesantren kami, Presiden Jokowi sudah tiga kali hadir di pesantren kami satu kali di Surabaya dua kali di Pacet. Pak Wapres juga hadir di pesantren kami kebetulan Beliau juga sebagai wali santri di pesantren kami. Kemudian, Menteri BUMN Erik Thohir, Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI Purn Moeldoko dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang putranya menjadi santri di Ponpes Amanatul Ummah,“ terang Gus Barra. (din).