JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO — Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus memperkuat sektor pertanian melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur pengairan. Tahun ini, anggaran sebesar Rp10 miliar digelontorkan untuk membiayai sembilan proyek strategis rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi di berbagai kecamatan.
Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), proyek ini ditargetkan mulai berjalan pada akhir Juli 2025.
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas PUPR, Rois Arif Budiman, mengungkapkan bahwa dari total sembilan paket pekerjaan, enam di antaranya telah menandatangani kontrak dan siap memasuki tahap pelaksanaan.
“Progresnya terus berjalan. Enam paket sudah kontrak, sisanya menyusul. Semua proyek ini diarahkan untuk mendukung area pertanian seluas lebih dari seribu hektare,” ujar Rois saat ditemui di kantornya, Selasa (8/7/2025).
Adapun proyek-proyek fisik yang akan dikerjakan antara lain:
- Rehabilitasi Pintu Air Bendung Patung (Rp417 juta)
- Rehabilitasi Pintu Air Bendung Sukoanyar (Rp582 juta)
- Rehabilitasi Bendung Karangsari (Rp359 juta)
- Peningkatan Bendung D.I. Sampang (Rp306 juta)
- Peningkatan Bendung Wonokerto (PPS) (Rp4,1 miliar)
- Rehabilitasi Jaringan Irigasi Jembul (Rp629 juta)
- Rehabilitasi Irigasi Pehngaron (Rp390 juta)
- Peningkatan Irigasi Karangasem II (Rp293 juta)
- Peningkatan Irigasi Mojosongo Atas (Rp507 juta)
Rois menekankan bahwa seluruh kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas distribusi air ke lahan pertanian, sehingga berpengaruh langsung pada hasil produksi petani.
“Pemeliharaan dan pembangunan irigasi ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga bagian dari strategi besar menjaga ketahanan pangan daerah. Jika pengairan lancar, produktivitas petani pun naik,” jelasnya.
Langkah Pemkab Mojokerto ini menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sektor hulu pertanian yang menjadi penopang utama ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan infrastruktur pertanian yang andal, diharapkan kesejahteraan petani pun turut meningkat. (din).