JATIMPOS.CO//JOMBANG- Kepengurusan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jombang memasuki babak baru. Hal itu menyusul dilantiknya pengurus PWI Jombang periode 2021-2024, Rabu (17/3/2021). Pelantikan digelar di pendopo Kabupaten Jombang dengan dihadiri pengurus PWI Jatim serta sejumlah undangan.
Usai pelantikan, dilanjutkan dengan sarasehan dengan tema "Meneladani KH Wahab Chasbullah, Membangkitkan Spirit Perjuangan Lewat Tulisan". Sejumlah narasumber kompeten dihadirkan dalam sarasehan tersebut.
Di antaranya; Ketua Kyai Wahab Chasbullah Foundation Jaenal Effendi, kemudian putri KH Wahab Chasbullah Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. Abdul Mun'im, Dz, serta tokoh pers Jatim yang juga sejarawan NU Choirul Anam atau Cak Anam. Sedangkan Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab didapuk sepabagi keynote speaker.
Ketua Pelaksana Pelantikan dan Sarasehan PWI Jombang, M Syafii menjelaskan, pelantikan pengurus PWI Jombang periode 2021-2024 merupakan tindak lanjut dari muscab (musyawarah cabang) yang digelar pada pertengahan Februari kemarin. Dari situ, terpilih H Sutono Abdillah sebagai ketua.
Usai terpilih, wartawan senior Jombang ini membentuk kepengurusan baru. "Nah, pada Rabu (17/3/2021) kepengurusan PWI Jombang 2021-2024 ini dilantik oleh PWI Jatim. Pelaksanaanya di pendapa Pemkab Jombang," kata Syafii, Senin (15/3/2021).
Karena masih dalam semangat HPN (Hari Pers Nasional), pelantikan tersebut juga dirangkai dengan acara sarasehan tentang pers. Temanya 'Meneladani KH Wahab Chasbullah, Membangkitkan Spirit Perjuangan Lewat Tulisan'.
Menurut Syafii, selama ini sudah banyak kajian tentang sosok Kiai Wahab dari sisi aktivis organisasi, sisi penggerak ekonomi, serta Kiai Wahab sebagai politisi. Namun sangat jarang yang mengupas Kiai Wahab dari sisi literasi atau kepenulisan.
Padahal, kiai asal PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang ini memiliki kesadaran tentang pentingnya media bagi organisasi. Dalam tulisannya, KH Wahab mengatakan, sebuah perkumpulan yang tak memiliki media, sama dengan perkumpulan buta tuli.
Maka, Kiai Wahab terjun langsung menangani media pertama NU, Swara Nahdlatoel Oelama (SNO). Kiai Wahab duduk sebagai pemimpin redaksi di media tersebut. "Hal-hal seperti itulah yang kita kupas dalam sarasehan tersebut. Harapannya, kita bisa mewarisi spirit Kiai Wahab di tengah era tsunami informasi saat ini," lanjut Syafii.
Syafii menambahkan, karena pandemi Covid-19 belum berakhir, pelaksanaan acara tersebut menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Para peserta yang hadir dibatasi, yakni sepertiga dari kapasitas pendapa Jombang. Kemudian seluruh hadirian wajib mengenakan masker dan mencuci tangan. Selan itu, penataan kursi hadirian juga diberi jarak sedemikian rupa.
"Seluruh narasumber sudah memberikan konfirmasinya untuk hadir. Mereka adalah tokoh-tokoh asli Jombang yang selama ini berkiprah di panggung nasional. Semisal H Abdul Mun'im DZ, Wakil Sekjen PBNU yang merupakan kelahiran Desa Brangkal, Kecamatan Bandarkedungmulyo, kemudian Cak Anam, sejarawan NU sekaligus tokoh pers kelahiran Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Jombang," pungkas Syafii. (her)