JATIMPOS.CO/KOTA BLITAR – Pemerintah Kota Blitar melakukan rembuk pembahasan kebijakan pembangunan Kota Blitar tahun 2021 – 2026, di Rumah Makan Lesehan d’Dadoz Kota Blitar, Rabu (17/3/2021).

Rembukan ini menghadirkan narasumber Muhammad Taufik, SH, M.Ap, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Blitar. “Disamping beliau mantan Bappeda Kota Blitar, sekarang posisinya sebagai Widyaiswara di BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Provinsi Jawa Timur,” jelas Wali Kota Blitar Drs H Santoso, M.Pd disela-sela acara kepada awak media.

Karena itulah, kata wali kota, pihaknya sangat mengharapkan masukan-masukan dan pengalaman narasumber Pak Taufik, dalam rangka menyempurnakan konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Alhamdulillah, banyak juga masukan-masukan yang sudah diberikan, hingga harapan saya Bappeda bisa menyempurnakan konsepnya. Sehingga pada saat Musrenbang nanti betul-betul konsep itu sudah sempurna atau paripurna,” beber Santoso, yang kembali terpilih sebagai Wali Kota Blitar pada periode kedua ini.

Menurutnya, prioritas dalam pembangunan ke depan, yakni bagaimana seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) itu mampu menterjemahkan visi dan misi ke dalam RKPD (rencana kerja pemerintah daerah).

“Tentang prioritasnya kembali kepada masing-masing OPD. Yang sejalan dengan konsep pemerintah pusat, bagaimana pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Ini yang menjadi skala prioritas,” tukas Santoso.

Sementara itu, kata Santoso, kalau menganut visi misi seperti yang ia sampaikan pada saat kampanye, ada tujuh program prioritas yang harus tercover dalam RPJMD dan RKPD. Karena hal ini sudah menjadi kontrak politik dengan masyarakat.

Santoso menambahkan, di antara tujuh program prioritas itu adalah, program bantuan untuk pembangunan RT-RW sebesar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta pertahun.

Kemudian pemasangan Wi-Fi di masing-masing RT-RW, sehingga betul-betul dapat membantu masyarakat menikmati layanan internet berkecepatan tinggi.

Selain itu, mereka juga perlu guiden atau pemandu. Misalnya, RT itu sebenarnya paham ini program untuk apa, siapa, dan bagaimana. “Nah, Itu nanti yang akan kita wujudkan dalam bentuk Juklak dan Juknis sehingga mereka betul-betul dipandu oleh juklak/juknis ini. Disamping ada petugas khusus yang mendampingi,” pungkas Wali Kota Blitar H Santoso. (Adv/sk)