JATIMPOS.CO/KABUPATEN JEMBER - Jember Fashion Carnival (JFC) 2024 tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk melepas penat dan bergembira, namun hal ini juga dimanfaatkan oleh UPT (Lingkungan Pondok Sosial) Liposos Dinas Sosial (Dinas Sosial) kabupaten Jember mengajak kliennya (ODGJ) untuk menonton Grand Carnival JFC 2024 yang digelar pada Minggu Siang (04/08/2024). 

Kepala UPT Liposos Dinsos Jember Rony Efendi menuturkan bahwa, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk terapi atau treatment kepada kliennya untuk bisa bersosialisasi dan berinteraksi kepada masyarakat.  

"Tadi ada klien kita beberapa personil saja, kita tidak bawa banyak orang. Dan yang pasti kondisinya sudah kondusif semua. Kami bawa itu semua untuk menonton JFC, karena memang mereka juga butuh hiburan sama seperti kita agar tidak jenuh di dalam ruangan terus. Tujuannya memang agar mereka (klien) bisa berinteraksi dengan masyarakat," kata Rony saat dikonfirmasi sejumlah wartawan melalui sambungan telepon, Minggu (04/08/2024).  

Liposos hanya mengajak beberapa kliennya untuk menonton Grand Carnival JFC 2024 di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember. 

"Kita hanya mengajak 4 orang saja. Karena memang petugas kami ada yang juga bertugas melakukan pengamanan terhadap odgj lainnya. Jadi kita bagi-bagi tugas, ada beberapa yang bertugas di Alun-alun dan ada juga yang kita tugaskan dibeberapa titik lainnya," terangnya. 

Rony juga mengatakan, klien yang dibawa untuk melihat JFC 2024 yang sudah terbiasa bersosialisasi dengan masyarakat. Namun tetap dilakukan penjagaan terhadap kliennya tersebut. 

"Tentunya klien kita itu dijada oleh petugas, karena kita khawatir nanti takutnya ada hal-hal yang tidak diinginkan. 4 orang yang kita bawa itu juga sudah terbiasa bersosialisasi dengan masyarakat," ulasnya. 

Bahkan dirinya mengatakan, kliennya tersebut merasa senang dan semangat untuk berjalan demi melihat pegelaran JFC 2024. Sehingga pikiran mereka bisa tenang dan gembira.

"Mereka senang semua, bahkan tadi mereka juga jalan dari masjid Al-Huda sampai UPT Liposos Jember. Karena kita juga mau naik kendaraan pastinya macet," ungkapnya. 

Uniknya masyarakat sekitar juga tidak merasa terganggu dengan kehadiran ODGJ tersebut , bahkan masyarakat juga tidak menganggap mereka sebagai ancaman. 

"Masyarakat juga tidak tahu klien-klien kita dengan gangguan kejiwaan itu. Jadi sudah berbaur selayaknya orang pada umumnya. Kalau kondisi mereka (klien) memang sudah bisa dikatakan sembuh tetapi belum total, dan mereka sudah sangat kondusif sekali. Tidak pernah mengganggu bahkan sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar Liposos," tandasnya. (Ari).