JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mendukung penuh pengajuan Moh Tabrani diusulkan menjadi pahlawan nasional. Dukungan ini disampaikan oleh Bupati Pamekasan, pada saat memberikan sambutan di acara sosialisasi pengajuan M Tagbrani sebagai Pahlawan Nasional, yang digelar Olah Balai Bahasa Jawa Timur dengan Pemkab Pamekasan, di Hotel Frontone, Selasa (30/3/21).
Selain dihadiri Bupati Baddrut Tamam, juga hadir Kepala Pengembangan dan Pembinaan Bahasa RI, Prof Aminuddin Aziz, Kepala Pusat Pembinaan dan Sastra Kemendikbud RI, Mohammad Abdul Haq, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Dr Asrid, Budayawan, RKH. Thoriq Syakrani, Ketua DPRD Pamekasan, Fathorrahman dan Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, mengatakan, Putra kelahiran 10 Oktober 1904 dan wafat tahun 1984 itu, dinilai layak menjadi pahlawan nasional. Karena jasanya dalam memperjuangkan terbentuknya Bahasa Indonesioa sebagai Bahasa Persatuan.
“Kalau memang harus saya tanda tangani sekarang kepada Presiden mengusulkan bapak Mohammad Tabrani menjadi pahlawan nasional, saya siap. Tetapi harus ada narasi yang mengikuti usulan itu, kenapa harus ada narasi yang harus mengikuti ? Bair kemudian tidak hanya usul, tetapi prestasi inspirasi semangat darah juang yang dikorbankan," kata Baddrut Tamam.
Menurutnya, saat ini ada beberapa tokoh di Madura yang sekarang sedang diusulkan menjadi pahlawan nasional, diantaranya juga Syekhona Muhammad Kholil Bangkalan sedang juga dirintis dikomunikasikan menjadi tokoh nasional, ulama yag mengajak bukan mengejek, ulama yang banyak melahirkan tokoh nasional. Beberapa santrinya diantaranya KH. Hasyim Asyari sudah jadi pahlawan nasional.
Baddrut Tamam mengetahui dalam perjalannya hidupnya Tabrani yang pernah menjadi wartawan dan menjadi redaktur sebuah media, pada saat itu M Tabrani membangun organisasi kepemudaan lain yang orientasinya mencintai dan memperjuangkan Indonesia, yang terstruktur diberbagai daerah.
“Hari ini Balai Bahasa Jawa Timur mengusulkan M Tabrani menjadi pahlawan nasional, tentu kita akan merasa bangga, merasa suka atas ikhtiar balai bahasa Jawa Timur atas usulan ini. Karenanya kita perlu menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas ikhtiar ini. Terima kasih juga pada seluruh elemen lain yang berkenan memberikan dukungan atas ikhtiar ini,” papar Politikus PKB itu.
Badrut Tamam mengusuyslkan, agar elemen kepemudaan KNPI juga memberikan rekomendasi pada HMI dan PMI serta seluruh ormen kepemudaan yang lain untuk memberikan penghargaan memberikan dukungna pada Tabrani ini, bukan hanya dari sisi bahasanya, tetapi dari sisi lain, sebagai pemuda pejuang yang pernah menjadi panitia utama Kongres Pemuda yanga melahirkan Sumpah Pemuda.
“Sesuatu yang luar biasa itu sedang kita rintis hari ini untuk memberikan dukungna yang pasti kepada yang kita banggakan bersama Mohammad Tabrani orang Pamekasan yang waktu awal abad 19 sebagai pemuda berani tidak hanya memperjuangkan bahasa tetapi jauh didalam itu semua adalah memperjuangkan kemerdekaan,” jelasnya.
“Pemuda dengan kegigihan dan keberaniannya ditengah himpitan hegemoni penjajahan VOC berani menyampaikan memilih bahasa Indonesia, memilih mendorong menjadi ketua panitia sumpah pemuda, ini sungguh luar biasa, taruhannya bukan hanya bahasanya yang hilang, tetapi orangnya yang hilang. Keberanian itulah yang kemudian kita butuhkan hari ini, persatuan kesetiakawanan itulah yang kita butuhkan.” tambah mantan aktivis PMII itu.
Diketahui, M Tabrani merupakan penggagas Bahasa Persatuan Indonesia. Dia lahir di Kabupaten Pamekasan 10 Oktober 1904 dengan nama lengkap Mohammad Tabrani Suryowicitro dan meninggal tahun 1984 di Jakarta. Dia menggagas Bahasa Indoensia sebagai bahasa persatuan sejak bekerja sebagai insan wartawan di Harian Hindia Baru juli 1925. Ketika itu dia menyebut Bahasa Indoensia sebagai Bahasa Persatuan.
Konsep kebangsaaan yang muncul dari gagasan M Tabrani tersebut merujuk pada kondisi nyata keberagaman orang oang Indie Hindia Belanda yang masih bersifat kedaerahan atau kesukuan dan masih mengutamakan kepentingan suku ataupun daerahnya masing masing, sebagaimana terbentuknya organisasi organisasi kepemudaan pada masa itu. (did).