JATIMPOS.CO//BOJONEGORO - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro kembali menggelar Tradisi Ruatan Murwakala pada Sabtu (30/07/21) setelah sempat terhenti selama 2 tahun akibat pandemi. Bertempat di Wisata Kayangan Api Kecamatan Ngasem, ritual ini diikuti oleh 50 sukerto-sukerti.

Sukerto merupakan anak yang lahir dengan kondisi tertentu sehingga perlu untuk diruwat agar bisa hidup sejahtera dalam keyakinan tradisi jawa. Dari 50 sukerto, terdapat 92 peserta diiringi 100 orangtua.

"Peserta ritual ini masyarakat Bojonegoro dan tidak dipungut biaya. Karena masih dalan situasi pandemi peserta dibatasi 50 jenis sukerto, dan dipimpin langsung oleh Ki Dalang Priyo Darsono dari Desa Nglampis Kecamatan Ngambon" ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto. 

Kadisbudpar Budiyanto menjelaskan, tradisi ruwatan murwakala ini merupakan rangkaian upacara tradisi jawa yang bertujuan membersihkan diri atau mensucikan diri agar terhindar dari marabahaya sehingga bisa hidup sejahtera. Selain itu juga untuk melestarikan dan aktualisasi  adat budaya daerah dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi dan budaya daerah.

“ Hari ini kita tradisikan ruwatan massal di Kahyangan Api sebagai upaya mengenalkan budaya ruwatan sebagai bagian tradisi di Kabupaten Bojonegoro serta memberikan fasilitasi kepada masyarakat Bojonegoro sehingga dapat mengikuti ruwatan massal bersama-sama di Kayangan Api,” imbuhnya.

Budiyanto menjelaskan, dasar pelaksanaan kegiatan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, peraturan daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 1 Tahun 2020 tentang pelestarian kesenian tradisional, dan program pembangunan kebudayaan pada Disbudpar Kabupaten Bojonegoro. 

Sebelum prosesi ruwatan, sekretaris daerah Nurul Azizah menyerahkan secara simbolis tokoh wayang. Kali ini tokoh Wishnu yang diceritakan sebagai dalang Kondobuwono untuk keluar dari para sukerto dari Betara Kala Ruwatan massal ini diawali dengan kirab atau mengitari api abadi di Kayangan Api diiringi suara gamelan berupa gendhing dan lagu dalang dan diiringi pagelaran wayang kulit.

Pada akhir sambutannya, Budiyanto menghimbau para peserta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

Hadir dalam ruwatan tersebut, Sekretaris Daerah Nurul Azizah, jajaran staf ahli, kepala OPD, Dirut RSUD Sosodoro, Forkopimda, Camat Ngasem, Forkopimca Ngasem, Kepala Desa Sendangharjo, Kecamatan Dander, serta tamu undangan.(sa)