JATIMPOS.CO/SURABAYA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, memimpin langsung Ijazah Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani dalam rangkaian Kongres XVIII Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Rabu (12/2).

Acara ini dihadiri oleh As-Syaikh As-Sayyid Afeefuddin Al-Jailani, cicit dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani, serta Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf yang memimpin pembacaan shalawat.

Turut hadir dalam majelis tersebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim, serta Wakil Ketua MUI Jawa Timur.

"Alhamdulillah pagi hari ini, kita berkumpul bersama guru-guru kita, khususon As-Syaikh As-Sayyid Afeefuddin Al-Jailani, cicit dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Alhamdulillah saya sangat rindu," ujar Habib Syech.

Habib Syech mengungkapkan bahwa dirinya sudah lebih dari lima tahun tidak berjumpa dengan Syekh Afeefuddin, dan pertemuan ini menjadi sangat spesial baginya.

"Saya dulu sering ke Malaysia dan pernah berjumpa serta bertamu ke rumah beliau di sana. Tapi alhamdulillah hari ini, berkat Ibu kita, Ketua Umum PP Muslimat NU, Ibu Khofifah, saya dipertemukan kembali dengan Syekh Afeefuddin. Subhanallah, matur nuwun sanget, Ibu Khofifah," ungkapnya penuh syukur.

Habib Syech juga menerima hadiah tasbih dari Syekh Afeefuddin, yang menjadi pengingat bagi dirinya untuk berziarah ke Maqam Syekh Abdul Qadir al-Jailani di Baghdad.

"Beliau bilang ke saya, 'Sekarang kamu saya kasih tasbih ini, besok kamu harus hadir ke Baghdad.' Saya jawab siap! Mudah-mudahan Allah mudahkan untuk ziarah ke Syekhona Abdul Qadir al-Jailani," katanya.

Menurut Habib Syech, kehadiran Syekh Afeefuddin ke Kongres XVIII Muslimat NU adalah sebuah kehormatan luar biasa, mengingat jadwal beliau yang sangat padat.

"Beliau menyempatkan diri datang ke tempat ini untuk bertatap muka dengan Muslimat NU, secara khusus atas undangan Ibu Khofifah. Masyaallah," ucapnya.

Habib Syech juga menyampaikan bahwa setelah acara ini, Syekh Afeefuddin akan melanjutkan perjalanan ke Nigeria untuk meresmikan Masjid Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Dengan nada bercanda, Habib Syech menggambarkan Muslimat NU sebagai "bidadari lansia", yang disambut gelak tawa oleh para peserta.

"Muslimat-Muslimat itu kalau saya bilang, mereka adalah bidadari-bidadari lansia," candanya. "Senajan lansia, tapi tetap bidadari. Ahli suargo kabeh!" lanjutnya.

Tak hanya itu, ia juga mengulang istilah Tentara Nahdlatul Ulama (TNU) yang sebelumnya disampaikan oleh Khofifah Indar Parawansa dalam pembukaan kongres.

"Seperti kata Bu Khofifah, Muslimat NU ini memang TNU. Tentara-tentara Nahdlatul Ulama! Karena tanpa kaum wanita, bapak-bapak tidak akan hidup bahagia," ujar Habib Syech yang kembali disambut riuh tawa hadirin.

Sebagai bagian dari acara, seluruh jamaah Muslimat NU berkesempatan untuk menerima ijazah manaqib langsung dari Syekh Afeefuddin Al-Jailani.

"Ini luar biasa, suatu keistimewaan bagi kita, terutama bagi Muslimat NU," kata Habib Syech.

Ia berharap Muslimat NU terus menjaga semangat keislaman dan kebangsaan, serta terus menjadi garda terdepan dalam menjaga peradaban Islam di Indonesia.

"Bersama bu Gubernur niki, bu Khofifah dan wakilnya, mudah mudahan dapat meneruskan perjuangan kedepan lebih baik dari pada masa masa yang lalu," pungkasnya.(zen)