JATIMPOS.CO//JAKARTA- Dalam ajang Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Provinsi Jatim memamerkan karya kreatif dari 11 UMKM Hasil Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur. Terdiri dari 3 produk kain, 3 produk kerajinan, dan 5 produk makanan/minuman.
Untuk produk kain yang ditampilkan antara lain Batik Tulis Madura dari Kabupaten Bangkalan (Jokotole Collection dan Al Wants) dan Tenun Gedog Tuban (Tenun Gedog Zaenal). Untuk produk kerajinan yang ditampilkan seperti kerajinan berbahan dasar batik/kanvas/kulit (Aghili dari Surabaya), tas rajut serat daun palem (Daun Agel dari Bangkalan), perhiasan (Nio El dari Surabaya).
Sedangkan untuk produk makanan/minuman yang ditampilkan antara lain aneka sambal (Sambal GUK dari Sidoarjo), keripik brownies (Eco Cookies dari Surabaya), bawang goreng (Bang Go dari Bojonegoro), bagelen, pangsit dan stik keju (Ayu Cookies dari Surabaya), dan almond crispy (Pawon Kue dari Surabaya).
Pada kegiatan Business Matching, Jatim mengajukan tiga UMKM yaitu Tota Woodcraft (kerajinan kayu) dari Sidoarjo, Jokotole Collection (Batik Tulis Madura) dari Bangkalan, dan Aghili (kerajinan berbahan dasar kanvas/batik/kulit) dari Surabaya.
KKI merupakan acara tahunan yang diadakan Bank Indonesia sebagai wadah bagi UMKM potensial dari seluruh Indonesia untuk memamerkan karyanya dan menjual kepada masyarakat luas.
KKI 2019 yang dibuka Presiden RI Joko Widodo mengusung tema “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui UMKM Go Export dan Go Digital”. Acara tersebut dilaksanakan di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) mulai 12 Juli 2019 - 14 Juli 2019.
Apresisasi Dekranasda Jatim
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak mengapresiasi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Jatim hasil binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Jatim.
Apresiasi tersebut disampaikan Arumi karena dirinya melihat berbagai produk UMKM Jatim ditampilkan dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo pun menyempatkan diri untuk mampir di stand Jatim.
“Jadi saya seneng banget melihat hasil UMKM di sini,” ujar Arumi Bacshin saat hadir di Pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019 dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (12/7) pagi.
Arumi menyampaikan, dalam mengembangkan UMKM di Jatim, BI turun langsung dari hulu ke hilir saat bahan masih raw material hingga menjadi produk. Bahkan, pihak BI pun ikut membantu memasarkan sampai memenuhi standar ekspor.
Salah satu produk yang diapresiasi adalah batik. Menurutnya, banyak batik yang dihasilkan dari Jatim. Bahkan ketika dibina dengan sentuhan profesional, menjadi produk batik yang berbeda dan memiliki kualitas ekspor.
“Indonesia dan Jatim bisa lebih dikenal melalui Batik, terutama melalui kerajinan tangan dan seterusnya,” katanya.
Terkait UMKM go international dan go digital, Arumi mengatakan, tema tersebut sangat kekinian dan perlu diterapkan dalam pengembangan UMKM, khususnya di Jatim.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, KKI menampilkan karya unggulan UMKM binaan bangsa termasuk kain, kerajinan, dan kuliner. Pihaknya telah membina sebanyak 898 UMKM dari 46 kantor Bank Indonesia di seluruh Indonesia. Dari total binaan tersebut, terdapat 173 binaan UMKM yang sudah diberikan pembiayaan dari perbankan.
Dari total UMKM binaan BI tersebut, ada sebanyak 91 UMKM yang ekspor dengan nilai transaksi Rp. 1,4 triliun. UMKM Binaan BI tidak hanya ekspor, tetapi juga go digital. Ada lebih dari 355 UMKM yang tersambung dengan platform e-commerce dan go digital dengan transaksi senilai Rp. 32 miliar. “UMKM kita betul-betul go export, go digital,” imbuhnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah Jatim Yudi Harimukti mengatakan, Kantor Perwakilan BI Jatim menampilkan berbagai produk UMKM Jatim. Secara keseluruhan, dirinya berharap bisa menjadi pembuka jalan dalam memperkenalkan UMKM Jatim di dunia internasional. Karena terdapat beberapa UMKM hasil binaan BI telah ekspor ke luar negeri.
“Dengan melakukan business matching akan semakin terbuka pasar internasional, pasar ekspor,” pungkasnya. (hms).