JATIMPOS.CO/SURABAYA- Zaenal Fattah baru pulang mengikuti pelatihan penyuluh mitigasi bencana yang diadakan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Pacitan, Senin sampai Jum’at, tanggal 3 - 7 Juni 2024.
Ketika ditemui di Basecamp Jamaah LC (Lorong eduCation), sabtu (08/06/2024), dia tampak lelah namun wajahnya tetap sumringah, karena sukses mengikuti pelatihan dan berhak menyandang gelar penyuluh mitigasi bencana, khususnya untuk bencana geologi, yang banyak melanda wilayah Provinsi Jawa timur.
“Pastinya senang banget, kesempatan yang luar biasa bisa mengikuti pelatihan ini, karena banyak ilmu baru yang belum pernah saya dapatkan dari ahlinya langsung. Ini yang sangat membanggakan,” Kata Zaenal, mengawali ceritanya.
Pria yang masih betah menjomblo ini juga bilang bahwa, dalam penyampaian materinya, nara sumber dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geominerba), mengatakan bahwa bencana geologi itu disebabkan oleh aktivitas tektonik dan vulkanik.
“Jenis bencana yang ditimbulkan oleh peristiwa geologi adalah gempa bumi, erupsi gunung api, tsunami, dan tanah longsor. Kemudian juga dijelaskan karakteristik dan tanda-tanda terjadinya bencana serta bagaimana cara memitigasinya,” Tambahnya bangga.
Zaenal Fattah yang aktif sebagai pengurus forum pengurangan risiko bencana (F-PRB) Provinsi Jawa Timur, juga bercerita bahwa, pelatihan yang baru pertama diselenggarakan dengan melibatkan relawan sebagai peserta ini, mengundang beberapa instruktur dari Kementerian ESDM. Dalam pelatihan ini tidak hanya dilakukan secara teori saja, tapi juga ada praktik lapangan yang dilakukan bersama..
Dengan demikian, wawasan baru yang diterima peserta pelatihan tentunya dapat diaplikasikan di lapangan ketika relawan melakukan aksinya di lapangan. Baik ketika fase pra bencana, tanggap darurat, maupun pasca bencana.
Apalagi, masih kata pria kelahiran Desa Mlaka, Kecamatan Jengrik, Kabupaten Sampang, bahwa Potensi bencana geologi di wilayah provinsi Jawa timur itu tersebar di berbagai daerah Kabupaten, maka pelatihan ini sangat penting.
Harapannya, peserta pelatihan penyuluhan ini nantinya bisa menjadi mitra BPBD dalam memberikan informasi terkait sosialisasi dan edukasi pengurangan risiko bencana di seluruh wilayah Jawa Timur. Khususnya dareah yang memiliki potensi bencana geologi yang tinggi, sekaligus menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah yang mengurusi masalah penanggulangan bencana, Pungkasnya mengakhiri wawancara. (edi)